KENAPA PERLU BELAJAR?

Kenapa perlu belajar?

Suatu kali dengan agak merajuk, anak wedok saya berkata,” Ngapain sih Yah, perlu belajar fisika? Untuk apa juga menghitung kecepatan orang yang lagi jatuh. Apa manfaatnya di dalam kehidupan nyata?” Dia berceloteh sambil mulutnya menjap menjep persis ibu – ibu yang lagi menggosipkan tetangga.

Hmmm iya juga ya, apa manfaatnya?

Puluhan tahun silam, saya pun pernah menanyakan hal yang sama. Apalagi Fisika waktu SMA adalah mata pelajaran yang paling saya takuti. Bagaimana tidak? Hampir setiap ujian semester, hampir bisa dipastikan saya ikut her a.k.a  remidi. Itu pun nilainya tidak selalu lebih baik dari ujian sebelumnya, makin jelek malah. Apa gunanya belajar tentang orang jatuh?  Apa manfatnya tahu beda umur anak kembar yang satunya pergi ke antariksa?

Banyak orang, berpendapat sama dengan saya dan putri saya. Untuk apa repot-repot mempelajari sesuatu yang tidak digunakan di masa depan? Maka banyak orang tua yang berpikiran maju yang tidak mau menyekolahkan anak-anak di sekolah konvensional. Entah di sekolah alam, sekolah di rumah (homeschooling) atau malahan unschooling.

Saya belum seberani orang tua-orang tua ini. Kedua anak saya sekolah di sekolah konvensional (yang ketiga masih bayi, jadi belum sekolah.) meski sekolah favorit di Jogja, sekolah anak-anak saya pun, sama dengan sekolah konvensional lainnya, menghabiskan materi sesuai kurikulum, diuji, dinilai dan prestasi mereka diukur dari seberapa tinggi nilainya dibanding teman-temannya. Apakah ini pendidikkan ideal? Sudah pasti tidak.

Namun belakangan saya menyadari, bahwa ternyata belajar itu bisa dibedakan antara konteks dan konten. Dalam konteks belajar, maka belajar adalah sebuah upaya untuk memahami sesuatu yang baru. Jelas ini adalah kemampuan yang amat sangat bermanfaat. Maka bagaimana menggunakan teknologi pemberian Tuhan, yang ada di dalam tulang tengkorak kita untuk melakukan proses belajar ini menjadi otomatis.  Jadi, belajar tentang cara belajar adalah hal penting yang pertama kali harus dipelajari.

Soal konten, itu adalah materi yang pelajari, bisa ilmu sains, ilmu social, ilmu seni budaya dan berbagai jenis ilmu lainnya.

Orang yang telah menguasai ilmu cara belajar, pastinya lebih mudah untuk belajar apapun.

Ilmu Fisika yang waktu awal SMA saya takuti itu, ternyata menjadi bekal saya menjadi tentor bimbel waktu masih jadi mahasiswa. Lumayan untuk menambah uang saku. Sekarang menjadi lebih penting lagi,  karena ilmu ini saya gunakan untuk mendampingi anak-anak saya belajar.

Sentilan bagi para orang tua dalam seminar parenting saya adalah. ”Jika Ibu Bapak tidak pernah membuka buku pelajaran putra-putri Anda, maka Anda tidak pernah tahu kesulitan mereka. Dan kalau Anda sendiripun merasa kesullitan dengan mata pelajaran mereka, apalagi putra dan putri Anda.” Nylekit? Maaf sengaja

Jadi Nduk, kenapa perlu tahu cara menghitung kecepatan orang jatuh, itu karena akan ditanyakan di soal ujian, kamu mau lulus ujian khan? Makanya pelajari baik-baik materinya, karena akan bermanfaat di saat ujian.

Namun terlepas dari jawaban praktis di atas, belajar apapun akan mengasah ketrampilan belajar Anda, sehingga Anda akan yakin bahwa semua ilmu bisa Anda pelajari, jika mau.

 

8 November 2019

Ayah Abimanyu, Khrisna dan Wisanggeni

 

 

Leave a comment