Kacamata

Kacamata

Agung Kristianto artikel kacamataSebuah cerita yang sangat menginspirasi akan saya tuliskan ulang untuk Anda. Cerita ini saya dengar langsung dari seorang pembicara hebat dan terapis handal, siapakah dia? Ijinkan rasa penasaran Anda menunggu terlebih dahulu.

Seorang anak kecil sedang menggembalakan kambing-kambingnya. Tiba-tiba terdengar suara gamelan bertalu-talu dan riuh keramaian di kejauhan menarik perhatiannnya. Sebuah pertunjukan jathilan. Permainan kuda lumping yang kala itu adalah sebuah pertunjukkan hiburan favorit.

Layaknya gula yang menarik kedatangan semut-semut, maka pertunjukkan kuda lumping tersebut menjadi pusat kerumunan orang, terutamaa anak-anak. Jika anak-anak ramai berkumpul pastinya juga akan mengundang kedatangan para pedagang mainan. Salah satu pedagang mainan favorit sang gembala adalah penjual kaca mata. Kacamata mainan pada masa itu terbuat dari bambu yang dilengkungkan menjadi angka delapan, kacanya terbuat dari kertas minyak warna-warni dan gagangnya adalah sepasang karet gelang.

Anak gembala itu membeli 3 buah kacamata itu, satu berwarna merah dan 2 lainnya berwarna hijau. Kaca mata berwarna merah itu kemudian dipakainya, sedangkan kedua kacamata lainnya di kenakan pada kambing-kambingnya. Sambil mengenakan kacamata mainan rersebut bocah gembala menyaksikan jathilan sambil menari-nari mengikuti irama gamelan.

Pertunjukan jathilan adalah kesenian magis. Beberapa pemain yang mengalamai “trance” mampu melakukan hal-hal yang di luar akal. Memakan pecahan kaca, menjilati besi membara atau mengupas kelapa dengan gigi-giginya. Atraksi-atraksi semacam inilah yang selalu ditunggu-tunggu.

Orang-orang sering merasa takjub dengan hal-hal yang dirasakannya tidak biasa, mereka sering terpana dengan kejadian di luar diri mereka. Keberhasilan orang lain, kesuksesan orang lain, kehebatan orang lain. padahal dalam diri sendiri terkandung potensi yang sama dengan yang dimiliki oleh orang-orang yang dikagumi tersebut. Tergantung bagaimana kita mengolah potensi kita tersebut.Tuhan tidak menyediakan hasil panenan, namun Ia hanya menyediakan bibitnya.

Selama pertunjukkan, orang-orang tersihir oleh kepiawaian para pemain jathilan tersebut. Namun tidak ada yang tidak berakhir. Pertunjukan itupun akhirnya selesai. Ditutup dengan pemain yang berkeliling meminta saweran dan penonton mulai membubarkan diri.

Setelah terlena selama pertunjukkan jathilan tersebut, anak gembala tersadar bahwa kambing-kambingnya telah pergi dari sisinya. Maka dengan sedikit merasa was-was dan bersalah, anak gembala tersebut mencari kemanakah kambing-kambingnya.

Tak jauh dari tempat pertunjukan tersebut ada sebuah tempat sampah. Dan kambing-kambing berkacamata itu sedang memakan sampah. Kok bisa? Bukankah kambing terbiasa makan rumput-rumput berwarna hijau? Karena memakai kacamata berwarna hijau, maka semua yang dilihat akan berwarna hijau. Langit hijau, batu hijau, air hijau, bahkan sampah pun berwarna hijau.

Terkadang kita lupa menyadari bahwa segala hal kita lihat melalui kacamata persepsi kita masing-masing. Jika persepsi kita merah, maka segala hal akan terlihat merah. Jika hijau maka semua akan berwarna hijau. Saya jadi teringat sebuah postingan seorang sahabat di sebuah grup facebook, ketika terjadi perdebatan sengit. Tidak mungkin Anda melihat kebenaran ketika Anda mengharapkan sebuah kebohongan. You wiil get what you focus on. Ganti kacamata Anda maka akan terlihatlah sebuah dunia yang berbeda

Saat Anda merasa belum bisa memahami seseorang, maka melihat melalui kacamata orang tersebut akan membuat Anda lebih mudah untuk memahaminya. Mungkin orang itu adalah pasangan hidup Anda, anak-anak Anda, atasan Anda, bawahan Anda, siapapun mereka. Anda bisa mudah untuk mengerti dan memahami, jika melihat dengan kacamata yang sama.

Apakah Anda masih ingin tahu darimana cerita kambing berkacamata ini? Dari seorang terapis dan trainer hebat. Bahkan beliau adalah trainernya para trainer, jago dongeng dan sulap, pengajar Clean Laguage serta pemilik Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Angon di Yogyakarta. Jika Anda mau mendapatkan hal positif dari beliau, silahkan follow twitter @istotoNLP atau add friend facebook Istoto Suharyoto. Mungkin Anda bisa belajar dari seorang ahli seperti beliau dan saya telah membuktikannya.

Salam,

NB, Sudah memesan DVD Healthy Mind and Life? Silahkan lihat cuplikannya disini

3 thoughts on “Kacamata

  1. Dewi Novita

    thanksss dok… mungkin saatnya skrg harus ganti kacamata niiii…. kalo kacamata yg saya pake, untuk ukurannya tentu saya tahu kemana saya harus pergi…. tp kalau kacamata seperti cerita diatas, aku harus bgmn ya dok…. 😦

    *urgent riquired ni dok….

    Reply

Leave a comment