Melihat Yang Diinginkan

Melihat Yang Diinginkan

Saat Pandawa dan Kurawa berguru kepada Pandhita Durna, maka Arjuna adalah murid kesayangan gurunya. Keunggulan Arjuna dalam ilmu memanah, terkenal dalam sebuah cerita berikut ini. Suatu ketika sang Guru Durna ingin menguji ketangkasan memanah para muridnya, maka disediakannya sebuah sasaran seekor burung didalam sangkar yang digantung pada sebuah dahan pohon yang tinggi. Satu per satu para murid membidik dengan anak panah, sebelum melepaskan anak panah, setiap murid diberikan sebuah pertanyaan. Apa yang kamu lihat? Jawabannya pun beragam, kebanyakan mereka mengatakan melihat seekor burung di dalam sangkar digantung di dahan pohon. Hanya Arjuna yang menjawab lain, dia mengatakan “Aku melihat anak panahku ini menembus kepala burung itu”

Sahabat, kemampuan untuk melihat sesuatu yang belum terjadi seperti yang Arjuna lakukan di atas, pantas untuk ditiru, dan bukankah kita sudah sering melakukan. Misalnya ketika kita akan liburan, sering jauh-jauh hari kita sudah membayangkan betapa asyik dan menyenangkannya suasana liburan tersebut? Atau contoh lain yang kurang menyenangkan, misalnya kita diminta menghadap atasan kita nanti siang, langsung terpikir “Duh aku salah apa lagi ini? Mau diomelin apa lagi nih?”

Teringat saat menemani belajar anak sulung saya, Axl 8 th, tadi malam. Waktu itu saya mengajarkan padanya bagaimana membuat rangkuman mata pelajaran Sains. Mungkin karena kurang jelas dalam menerangkan, maka yang Axl lakukan adalah menyalin daftar isi dan ringkasan bab dari buku. Hasilnya mungkin sama, namun bukan itu tujuan saya. Tujuan saya adalah membuatnya mampu membuat rangkuman, sehingga dia memahami betul apa yang ditulisnya di dalam buku rangkuman.

Hidup yang baik itu direncanakan, jika belum direncanakan maka kita akan mengikuti rencana orang lain, yang belum tentu kita inginkan. Saat sudah rencanakan hidup Anda sekarang mari kita jalani rencana-rencana tersebut dengan sepenuh hati. Rencanakan jalanmu dan jalani rencanamu.

Hal yang kemudian saya lakukan adalah mengulang kembali langkah-langkah membuat rangkuman. Pertama saya memintanya untuk membaca bab yang akan di rangkum, kemudian menilai hal apa saja yang penting di bab itu. Setelah hal-hal penting diketahui maka saya meminta menuliskannya sendiri dalam bentuk mind map. Saat Axl menuliskan rangkumannya, saya jadi terpikir, bukankah seharusnya cara ini bisa digunakan untuk introspeksi. Mereview kembali perjalanan hidup yang sudah dilalui kemudian meneliti potensi-potensi yang dimiliki dan menyusun rencana hidup berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki. Ah rupanya ini adalah sesi belajar bersama.

Jika kita mampu membayangkan hal yang belum terjadi kenapa kita tidak bayangkan saja yang hal yang kita inginkan? Tetapi bagaimana jika kita memang benar-benar dimarahi oleh atasan kita? Paling tidak saat ini sampai nanti ketemu atasan, kita masih dalam kondisi yang baik, bukankah rugi merasa tidak nyaman untuk sesuatu yang belum pasti?

Dan benar, saat Arjuna melepaskan anak panahnya, anak panah itu persis mengenai sasaran, tepat di kepala burung, sama seperti yang dilihatnya. Ketika panca indera kita telah mengenali sasaran sekarang, maka akan lebih mudah untuk mencapai sasaran tersebut.

Salam Berkelimpahan.

nDalem Mondorakan, 30.10.2012

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau Ingin mengetahui bakat alamiah Anda? klik disini

Leave a comment