PILIHAN

Beberapa waktu yang lalu seorang sahabat saya bercerita pil merah dan pil biru di status fbnya. Cerita ini bermula dari sebuah quiz yang juga ramai di facebook.

Kuisnya kurang lebih seperti ini. Jika Anda diberi pilihan 2 pil dengan manfaat yang berbeda.

Pil biru akan membuat Anda kembali ke usia 10 tetapi dengan semua pengetahuan dan ketrampilan yang Anda miliki.

Pil Merah akan membuat Anda berusia 50 tahun, tetapi memiliki kekayaan senilai 100M.

Saat membaca kuis ini, saya jadi terbayang Morpheus, dalam film Matrix. Sosok kekar, gundul dan berkacamata hitam itu pernah memberi tawaran serupa pada Neo, hacker yang kemudian menjadi the Chosen one. “Pilih pil merah atau pil biru, Neo?”

Memang sejatinya hidup kita penuh dengan pilihan.

Kembali ke kuis facebook. Rupanya banyak pemilih yang berbeda pilihan. Beda pilihan khan boleh ya? Menariknya adalah alasan yang digunakan untuk memilih.

Tentu saja pembuat kuis berasumsi bahwa responden berusia 20-40 an tahun, sesuai dengan mayoritas karakteristik pemilik akun. Jadi, Pilihan timelinenya adalah menjadi lebih muda atau lebih tua. Yang muda beraset intangible yang tua beraset tangible.

Ada yang memilih menjadi lebih tua dengan aset 100M alasannya usia sudah mendekati 50 tahun namun belum beraset 100M.

Ada juga yang memilih berusia muda dengan skill dan knowledge sekarang karena beralasan ia lebih menghargai waktu yang panjang yang berguna untuk mengasah skillnya.

Konon mahatma gandhi pernah mendapat teka teki serupa dari dosennya. Jika kamu menemukan  koper berisi uang dan koper berisi kebijaksanaan, apa yang kamu Ambil?

Tanpa ragu Gandhi menjawab, koper berisi uang. “Ah dasar matre, kalau saya pilih koper kebijaksanaan dong,” tukas sang Dosen.

Gandhi membalas,”Orang akan memilih apa yang tidak dipunyainya.” Jleb. Jawaban itu membuat wajah sang dosen merah padam. Karena sama saja mengatakan bahwa sang dosen tidak memiliki kebijaksanaan.

Jangan-jangan demikian juga dengan hasil kuis pil merah dan pil biru itu. Yang memilih 100M karena memang ga punya segitu dan dengan waktu yang ada tidak akan mendapat segitu.

Pemilih kembali muda, merasa kurang waktu untuk mendapatkan hal yang dirasanya bernilai. Jadi mungkin benar bahwa orang akan memilih apa yang tidak dimilikinya.

Namun, meskipun jawaban Gandhi itu menohok dosennya, jawaban itu bukanlah jawaban yang smart. Kalau saya akan saya ambil keduanya, baik koper yang berisi uang maupun yang berisi kebijaksanaan.

Begitu juga dengan kuis pil merah biru itu. Pertama saya akan minum pil merah, sehingga mendadak tua dan dapat 100M, kemudian baru minum pil biru, kembali ke usia 10 tahuan dengan knowlegde dan skill yang saya miliki sekarang, plus uang 100M. Gimana? Cerdas to.

Jika pilihanannya jelek dan baik, ini pilihan gampang, pasti kita pilih yang baik. Jika pilihannya jelek dan jelek, kita pilih yang kejelekannya lebih sedikit, minus malum bahasa lantinnya.

Namun jika pilihan kedua-duanya baik, maka pilih yang lebih baik. SalahAmbil dua-duanya dong, seperti kopernya Gandhi dan kedua pil di atas.

Woo dasar kemaruk. Yo ben to.

Leave a comment