Menunggu

Menunggu

menunggu pembicaraseminarmotivasi.wordpress.comKata orang menunggu itu adalah pekerjaan yang kurang menyenangkan. Menunggu antrian misalnya, atau menunggu janjian untuk ketemu klien, menunggu kemacetan reda atau menunggu jam pulang kerja. Menunggu adalah waktu yang terbuang dengan percuma, demikian menurut pendapat orang.

Saat saya koass dulu, dimana jadwal mentoringnya sangat fleksibel, maka paling tidak menyenangkan adalah menunggu bertemu dosen. Apalagi jika dosennya adalah dokter terkenal yang sangat sibuk. Kami harus datang pagi-pagi untuk sekedar bisa meminta waktu untuk berjumpa. Sudah bertemupun kadang dosen masih meminta untuk bertemu lagi minggu depan.  “Minggu depan jadwal mentoring Dok?” “Bukan, minggu depan ketemu lagi untuk menentukan kapan jadwal mentoringnya”. Ya ampuuun

Namun menunggu tidak semata-mata tergantung orang lain, seperti cerita diatas. Banyak juga yang tergantung pada diri sendiri, maksudnya? Menunggu saat tepat untuk melakukan sesuatu. Sesuatu itu bisa sebuah tugas, kesempatan atau proyek baru, apapun itu. Bukankah ada sementara orang yang dengan sengaja menunggu saat yang tepat. Entah apa yang dimaksudkan dengan saat yang tepat itu.

Apa jadinya jika kita kerjakan sekarang? Hal baik apa yang mungkin muncul jika kita melakukannya hari ini, saat ini? Anda punya rencana yang belum terlaksana? Do it now, right here, right now.

Saat yang tepat adalah saat dimana diri kita siap secara mental, artinya kita sendiri yang menentukan waktunya kesiapan mental kita. Menunda waktu tidak selalu menjadikan kesiapan mental kita menjadi lebih baik. Jadi bagaimana dong, jika kita belum siap secara mental? Jawabannya mudah, siapkan mental Anda sekarang.

Caranya? Wow pertanyaan yang cerdas. Menyiapkan mental. Pertama gerakan badan Anda. lho katanya siapkan mental koq gerak badan? Mind body itu satu kesatuan, Anda bisa lihat penjelasan detailnya di DVD Healthy Life Healthy Mind. Menggerakkan badan itu bisa berarti stretching, lompat2, menari, walking, jogging, berenang, fitness hehehe. Pilih saja yang memungkinkan dan nyaman buat Anda. kalo saya lebih menyukai walking.

Sambil jalan, saya mulai bayangkan kegiatan apa yang akan lakukan. Seperti halnya melihat sebuah film, saya  lihat setiap rencana yang akan saya lakukan. Saya melihat diri saya di dalam film itu, melakukan setiap kegiatan dengan detail, kadang saya tambahkan suara musik yang membuat semangat semakin tinggi. Saya melihat respon orang-orang yang berinteraksi sangat positif, tersenyum dan mengatakan hal-hal yang memotivasi. Tidak hanya proses yang saya lakukan melainkan sampai dengan hasil yang sesuai dengan keinginan. Saya menjadi sutradara sekaligus pemain utama di dalam film visualisasi itu. Setelah film selesai, saya masuk ke tahap selanjutnya.

Di tahap ini, saya tidak lagi menjadi penonton, melainkan menjadi pemain. Saya menjadi diri saya yang tadi saya lihat, saya menyatu dengannya. Melihat apa yang dia lihat, merasakan apa yang dia rasakan dan mendengar apa yang dia dengar. Saya masuk ke dalam realita yang tadi saya filmkan. Dan rasanya luar biasa sekali. Kejadian-kejadian dalam pikiran itu menjadi begitu nyata bagi panca indera. Saya detailkan hasil yang saya inginkan. Jika Anda bisa melihatnya,mendengarnya dan bisa merasakannya, maka Anda bisa mendapatkannya. Setelah semua selesai, saya ucapkan terimakasih kepada sang Pencipta kehidupan.

Jika Anda tahu ternyata kita berkuasa memanfaatkan waktu dan mengelola mental kita, maka kita mengatakan bahwa setiap waktu adalah saat yang tepat bukan? Jadi kapan saat yang tepat itu? SEKARANG.

Seandainya saya sudah mengetahui kekuatan bertanya saat saya masih koass dulu, maka saya akan mengatakan demikian, “Karena kami diminta kepala bagian untuk mendapatkan mentoring dari dokter sebelum minggu depan, jadi kira-kira apakah dokter akan memberikan mentoring nanti sore, besuk pagi atau lusa pagi Dok?” “ Hari ini dan besuk saya tidak bisa”.” Oo kalo begitu lusa ya Dok, pagi hari atau siang hari Dok longgarnya?” “Iya deh siang hari”. Gotcha

2 Agustus 2013

Selamat Menunggu Buka Puasa

Ilustrasi gambar diambil dari sin

3 thoughts on “Menunggu

  1. Dewi Novita

    dok… kalo aku sih suka yang simpel, krn seringnya nunggu antrian di bank, dan takut kalau terlewat no.nya jadi aku suka mengikuti jejaknya Joe Vitale (Buddha-nya Internet) yaitu mengucapkan 4 frase yang benar-benar ber-“daya” : “Aku mencintaimu, aku menyesal, maafkan aku, dan terima kasih…”

    Reply
  2. tripina

    Trimakasih dok untuk artikelnya 🙂
    Daripada menunggu waktu yang tepat namun belum pasti….lebih baik : Do it now, right here, right now.
    Benar-benar mantab dan mujarab 😀 GBU dok.

    Reply

Leave a comment