Anchor

Anchor

The Motivator Doctor Agung KristiantoMelanjutkan cerita kemarin. Sementara aku menunggu di bangku panjang, beberapa teman kecilku keluar dengan menangis dan memegang pipinya. Ada juga yang mengulum kapas gulung di mulutnya. Kemudian tiba giliranku di panggil masuk. Di dalam ruangan terdapat 3-4 buah kursi yang bentuknya aneh, di setiap kursi ada lampu sorotnya. Ada juga beberapa kabel yang terhubung dengan semacam pensil di di ujungnya. Aku didudukkan di kursi yang paling bagus ditengah. Ibu guru memegang pundakku dari belakang. Seorang bapak, berbaju aneh berwarna putih duduk di depanku. Aku baru tahu bertahun tahun kemudian, bahwa baju yang kusebut aneh itu namanya jas. Dia memintaku untuk membuka mulut. Setelah mengamati beberapa saat kemudian, ia memasukan alat seperti pena itu ke dalam mulutku dan terdengarlah bunyi lengkingan ngiiiiiiiing ngiiiiiiiiiiiiiiing ngiiiiiiiing. Itulah bunyi boor dokter gigi. Bunyi yang setiap kali kudengar, selalu mengingatkanku akan tamasya TK kecilku itu.

Apakah Anda juga mempunyai cerita serupa? Maksudnya bukan cerita ke dokter gigi, melainkan ketika anda mendengar sesuatu membuat teringat sebuah peristiwa atau perasaan tertentu? Mungkin bukan dengan mendengar, melainkan melihat, mencium bau, menyentuh sesuatu, merasakan suasana tertentu yang membuat Ada teringat akan sesuatu hal yang lain.  Misalnya setiap mendengar lagu tertentu Anda jadi teringat dengan pasangan Anda atau mantan Anda. Atau setiap melihat hujan Anda jadi merasa sedih tanpa tahu sebabnya?

Itulah yang dinamakan anchor. Anchor khan artinya jangkar? Benar sekali, seperti halnya jangkar yang menambatkan sebuah kapal, maka bunyi boor listrik itu menambatkan memory akan tamasya TK kecilku. Apa yang anda rasakan ketika suatu malam berjalan sendirian melewati kuburan? Takut, syerem, deg-degan, keringat dingin. Nah kuburan adalah anchor bagi ketidakberanian Anda.

Apa gunanya anchor itu? Anchor alamiah,  terjadi tanpa disengaja dan disadari, menjelaskan kenapa Anda bisa memiliki perasaan tertentu tanpa tahu sebabnya. Melihat hujan tiba-tiba merasa sedih, melihat kereta merasa gembira, mendengar nama seseorang merasa damai atau sebaliknya. Lho kalau begitu ada anchor yang disegaja dan disadari? Tentu saja ada dan itu pernah kita kupas di artikel Sanctuary

Bagaimana terjadinya anchor? Anchor terjadi jika perasaan atau emosi sedang naik, semakin tinggi suatu emosi akan semakin mudah terbentuk anchor. Emosi tinggi tidak selalu berarti marah lho. Semua perasaan bisa tinggi seperti sedih, gembira, damai, sabar, tenang, percaya diri dan berbagai perasaan lainnya. Setelah Anda tahu bahwa ketika perasaan Anda sedang naik, mudah dibuatkan Anchor, maka jika perasaan positif Anda sedang naik buatlah Anchor. Caranya?

Setiap kali Anda merasa gembira atau bahagia karena sebab apapun, satukan dan tekan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, sambil katakan dalam hati YES. Sambil menekan ibu jari ke jari telunjuk dan berkata Yes, Anda niatkan setiap kali melakukan ini, otomatis perasaan saya menjadi seperti ini. Kumpulkan setiap pengalaman bahagia atau gembira Anda dengan Anchor ini. Hasilnya akan luar biasa sekali bukan? Karena setiap kali Anda perlu merasa bahagia, cukup tekan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dan katakan Yes dalam hati. Kata Yes dan jari-jari bisa Anda ganti sesuai keinginan Anda.

Apakah pengalaman yang tidak positif seperti marah, sedih, kecewa dan lainnya itu perlu dibuatkan Anchor? Kecuali Anda memerlukan perasaan tidak positif itu, maka bijak jika Anda tidak perlu membuat anchornya. Kebiasaan bijak lainnya seperti jika Anda marah, maka hindari menatap wajah orang yang Anda sayangi, apakah itu pasangan atau anak-anak Anda. Kenapa? Anda tidak mau kan wajah orang yang Anda sayangi menjadi anchor kemarahan Anda. Tentu saja tidak.

Jika Anda marah, ingatlah artikel ini. Bahkan semakin Anda marah, semakin mudah ingat tentang Anchor karena mendadak terdengar lagu di kepala Anda. “Anchor..Anchor…Anchor hatiku, Anchor.. Anchor..Anchor.. hatiku, KACIAN DEH LOE”

Salam Berkelimpahan

The Motivator Doctor, Lebak Bulus 16/12/12

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau mau undang saya untuk bicara di institusi/komunitas Anda bisa hubungi ke 0812 8493 1800  atau Ingin mengetahui potensi diri Anda? klik disini

2 thoughts on “Anchor

  1. Dewi Novita

    dejavu ya dok…. sering tuh kayak gitu…. tp sekarang sudah mulai belajar melepaskan hal2 yg aku rasa hanya sentimentil aja…. *mengingatkanku pada tulisanmu : “let it go” he he

    Reply

Leave a comment