KONDOM, JARUM SUNTIK, DAN PALU

KONDOM, JARUM SUNTIK, DAN PALU

kondom jarum suntik paluBeberapa waktu yang lalu, saya menerima sebuah pesan melalui BB, sebuah Broadcast Message (BM) tentunya. Pesan itu cukup menarik. Dengan mengatasnamakan staf kementrian kesehatan, sang pembuat BM mengaku tidak menyetujui program atasannnya tentang Pekan Kondom Nasional (PKN). Tidak hanya itu saja, ia bahkan mengajak masyarakat untuk menolak PKN, sekaligus mengatakan bahwa ia malu memiliki menteri yang pro seks bebas dll. HIV/AIDS tidak akan selesai dengan membagi-bagikan kondom. Mungkin Anda juga mendapatkan BM tersebut. Atau bila Anda penasaran, bisa mencari berita lengkapnya dengan mencari di google. Beritanya cukup simpang siur

Di jejaring social Facebook dan Twitter, hal ini juga banyak diungkapkan. Penolakan ramai diserukan oleh beberapa tokoh, mulai dari politisi, aktivitis, dan tokoh agama. Salah seorang rekan dokter berkomentar, jangan – jangan setelah dibagikan kondom gratis, nanti juga dibagikan jarum suntik gratis. Koq Jarum Suntik, apa hubungannya? Nah, daripada membahas PKN yang sudah ramai dibahas, mending kita bahas jarum suntik.

Di Baltimore Amerika, kota dengan masalah narkoba, penggunaan jarum suntik yang berganti – ganti di antara pemakai narkoba adalah hal yang biasa terjadi. Penularan penyakit HIV/AIDS tertinggi konon melalui cara ini, pemakaian jarum suntik bersama. Tentu saja juga melalui perilaku seks bebas yang berganti-ganti pasangan. Namun kita tidak sedang mendiskusikan hal yang terakhir ini.

Pemerintah kota Baltimore menyediakan mobil van khusus di lokasi tertentu untuk menukarkan jarum suntik bekas dengan jarum suntik baru. Penukaran ini FREE alias gratis. Ide dasarnya adalah, setiap pecandu dapat menukarkan jarum bekas pakai dengan jarum yang baru, sehingga akan semakin sedikit pemakaian jarum suntik bekas. Jarum suntik bekas yang tercemar virus HIV akan mudah menularkan penyakit ini jika dipakai orang lain. Jadi, menyingkirkan jarum suntik bekas akan memutuskan rantai penyebaran virus HIV, seperti halnya pemakaian kondom. Tetapi kita tidak sedang membahas kondom lho, jadi jangan menghubungkan jarum suntik dengan kondom, apalagi dengan PKN karena memang tidak ada hubungannya.

Dalam ilmu ekonomi, Prinsip Paretto berbicara tentang perbandingan 80 : 20. Delapan puluh persen “pekerjaan”, sebenarnya dikerjakan oleh 20 persen pekerja. Di sekolah misalnya, 80 persen prestasi sekolah dipersembahkan oleh 20 persen siswa sekolah tersebut.

Apa hubungannya prinsip paretto dengan tulisan ini? Seperti halnya penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik ataupun seks bebas, maka 20 persen pelaku bertanggungjawab atas 80 persen penularan yang terjadi.  Saya jadi teringat sebuah survey kecil yang dilakukan sekelompok mahasiswa terhadap perilaku seksual remaja di sebuah kecamatan. Salah satu pertanyaan di kuisioner tersebut adalah, ‘Pernahkan Anda melakukan hubungan seksual?’ Semua responden adalah remaja yang belum menikah. Dari kuisioner itu, hanya sedikit responden yang menjawab pernah. Responden yang sedikit itu mengakui pernah melakukan hubungan seksual dengan beberapa orang. Apakah itu sesuai dengan prinsip paretto? Mungkin iya mungkin juga tidak.

Menariknya, dari penelitian yang dilakukan John Hopkins University tentang penukaran jarum suntik di Baltimore, ditemukan sesuatu fakta di luar dugaan. Semula mereka mengira akan banyak pecandu yang datang berduyun-duyun untuk menukar jarum suntik mereka. Ternyata, yang datang hanyalah beberapa pecandu yang sama, dengan membawa banyak sekali jarum suntik bekas. Orang-orang ini mengumpulkan jarum suntik bekas dan menukarkannya dengan jarum suntik yang baru dan membagikannya kepada pencandu yang lain, dengan bayaran tentu saja. Inilah 20 persen orang yang mengerjakan 80 persen pekerjaan. Sebuah ide yang kreatif.

Maka sebuah pertanyaan kreatif juga, Apakah kebijakan yang dilakukan pemerintah kota Baltimore dalam memerangi penyebaran HIV/AIDS dengan menukarkan jarum suntik, merupakan dukungan terhadap pemakaian narkoba? Apakah merupakan kampanye pemakaian narkoba?

Yah, tergantung dari sudut pandang Anda melihatnya. Namun jika Anda berpikiran terbuka, tentunya jawabannya tidak. Karena faktanya, di Baltimore memang banyak pecandu narkoba. Di antara para pecandu ini, ada 20 persen orang yang bertanggungjawab terhadap 80 persen penularan penyakit. Kebijakan penukaran jarum suntik diharapkan memutus mata rantai penularan penyakit tersebut.

Mungkin ada yang berpendapat, ah itu sama saja dengan memfasilitasi mereka. Kebijakan itu malah memberikan kemudahan untuk meneruskan kecanduan mereka. Seharusnya mereka diberikan rehabilitasi, penyuluhan dan pembinaan. Tolak penukaran jarum suntik! Ya ya itu hak Anda. Seseorang yang hanya memiliki palu, maka akan melihat setiap permasalahan sebagai paku. Sehebat-hebatnya palu, maka ia hanya bisa menggetok, memukul dan mencabut paku. Seorang montir tidak hanya memiliki palu, karena dia tahu tidak setiap kerusakan bisa diperbaiki dengan palu. Dan, apakah anda mau memperbaiki kendaraan Anda kepada bengkel yang hanya memiliki palu?

Sekali lagi, tulisan ini jangan dihubungkan dengan Pekan Kondom Nasional dan berbagai aksi penolakannya, karena memang tidak ada hubungannya. Dan setiap orang bijak tahu, palu tidak menyelesaikan semua masalah. Stay Wise and Healthy

3 Desember 2013

Leave a comment