Merespon Makna

Merespon Makna

Happy New Year 2013Di hari pertama tahun 2013 ini, semoga segala doa, dan harapan kita di tahun ini menjadi berkah berlimpah kebaikan bagi diri sendiri, keluarga dan orang-orang di sekitar kita. Amin

Seorang Ibu muda berjalan berdampingan dengan anak lelakinya yang sudah remaja. Mereka berjalan beriringan, namun si anak sering berjalan mendahului atau sengaja melambatkan jalannya sehingga tertinggal di belakang. Anehnya, si anak remaja itu melakukan hal itu setiap berpapasan dengan teman-temannya. Awalnya sang ibu tidak menyadari apa yang terjadi, namun lama kelamaan dia merasa bahwa si anak enggan berjalan berdampingan. Hal itu membuat sang Ibu merasa tersinggung dan sedih. Dia pasti malu memiliki ibu seperti aku, pikir sang ibu.

Setiap orang, sahabatku, memberi makna atas setiap peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Sama seperti peristiwa perayaan tahun baru tadi malam. Beberapa sahabat merayakan dengan suka cita meskipun di beberapa tempat diguyur hujan, ada orang merayakan dengan having dinner di hotel, di tempat-tempat rekreasi, berkumpul bersama keluarga, menyalakan kembang api, atau sekedar nonton tv dan membakar jagung seperti yang kami lakukan tadi malam.

Beberapa orang menganggap perayaan tahun baru hanyalah pesta pora yang tidak ada manfaatnya. Lagi pula tahun baru itu adalah tradisi dari budaya bangsa lain, maka kurang pantas untuk ikut-ikutan merayakan dengan meniup terompet dan menyalakan kembang api. Itu sama saja membakar uang, tidak ada gunanya, tulis seorang sahabat di status facebooknya.

Setiap orang boleh memaknai secara berbeda terhadap peristiwa yang sama, tidak hanya tentang tahun baru. Setiap peristiwa bisa dilihat secara berbeda, dimaknai secara berbeda dan akan menghasilkan respon berbeda pula. Mengubah cara pandang, memaknai secara berbeda akan menghasilkan respon yang berbeda pula. Karena kita merespon terhadap makna yang kita berikan, bukan peristiwanya.

Jadi dengan mengubah makna kita akan memiliki respon yang berbeda? Tentu saja. Apa maknanya kegagalan buat Anda? Tidak cerdas, kurang berusaha, belum jodoh, bukan rejekinya. Boleh dimaknai seperti itu, boleh juga dimaknai sebuah potensi, sebuah umpan balik, pelajaran berharga, semakin dekat dengan keberhasilan. Makna yang berbeda memberi respon yang berbeda.

Memaknai perayaan tahun baru sebagai cara buang-buang uang yang tidak bermanfaat, tentunya membuat Anda tidak suka perayaan tahun baru. Tidak ada manfaatnya. Benarkah? Tentunya kita tahu, dari perayaan tahun baru, akan banyak terjadi perputaran uang, di hotel, di kafe di tempat-tempat keramaian. Uang itu adalah pemasukan buat hotel dan bagi karyawan-karyawannya, untuk event organizernya, bagi artis yang mengisi acara dan semua pihak. Ya, tapi itu khan bagi yang suka hura-hura. Hahaha Anda ini bisa aja ngelesnya.

Di setiap acara tahun baru, banyak penjual terompet dan pedagang kembang api yang mencari rejeki dari perayaan itu. Juga para penjual jagung dadakan di pasar Sentul Yogyakarta, dalam satu hari ada yang meraup omzet 10 juta. Mereka bukan orang yang berhura-hura, namun mendapat manfaat dari tahun baru.

Menyalakan kembang api khan sama seperti membakar uang. Baiklah jika Anda melihatnya demikian, artinya Anda juga berpendapat sama bagi orang yang belum berhenti merokok kan? Menyalakan kembang api khan hanya di momen-moment tertentu saja, namun menyalakan rokok tidak memandang momen. Iya juga sih. Maka mari kita manfaatkan uang kita sebaik-baiknya. Menyalakan kembang api artinya memberi kegembiraan bagi anak-anak saya. Apakah hanya dengan kembang api anak-anak bisa gembira? Tentu saja tidak.

Makna akan perayaan tahun baru yang kita berikan itulah yang kita respon. Bagi saya secara pribadi, di setiap momen tahun baru ada banyak sahabat yang saling mengirim ucapan selamat, mengirim doa dan harapan terbaik di tahun mendatang. Banyak ucapan selamat dikirimkan ke saya lewat sms, email, ataupun BBM. Beberapa bersifat pribadi, kebanyakan hasil copy paste hehehehe. Apapun itu bagi saya maknanya sama, sebuah perhatian dan doa. Maka saya pun mendoakan kembali semua sahabat yang sudah mengirimkan ucapan selamat maupun yang belum. Semoga semua Sahabat mendapatkan kebaikan, keberhasilan, kesuksesan, kesehatan dan keberlimpahan di tahun 2013 ini.

Sang Ibu menanyakan kepada anaknya kenapa ia enggan berjalan berdampingan dengannya. “Soalnya ibu terlihat muda dan cantik, saya tidak mau teman-teman mengira saya berjalan dengan pacar baruku.” Rasa sedih dan tersinggung sang Ibu mendadak hilang lenyap, berganti dengan rasa bangga. Kenapa demikian? Karena kita merespon makna bukan peristiwa.

 nDalem Mondorakan, 1 Januari 2013

The Motivator Doctor

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau mau undang saya untuk bicara di institusi/komunitas Anda bisa hubungi ke 0812 8493 1800  atau Ingin mengetahui potensi diri Anda? klik disini

Leave a comment