Belajar Dari Anak-Anak

Belajar Dari Anak-Anak

Anak-anak itu memang luar biasa, mereka itu sangat energik, selalu fun dan sering tertawa. Hal-hal tersebut merupakan barang mewah bagi kebanyakan orang dewasa saat ini. Entah kenapa orang dewasa lebih cenderung merasa kurang fun, merasa kekurangan energi dan jarang tertawa.

Saya mempunyai 2 orang anak, meskipun keduanya bukan anak kandung saya, melainkan anak kandung istri saya, ya tentu saja istri yang mengandung bukan? He he he he serius amat sih. Anak pertama Axl  8 tahun, kelas 3 SD, pemain biola dan futsal, sedangkan Bielle putri kedua berumur 5 tahun, jago mewarnai dan modelling.  Persamaan dari kedua anak saya ini adalah selalu minta untuk dijemput terlambat jika pulang sekolah. Alasannya? Karena mereka minta waktu untuk bermain dahulu dengan teman-teman sekolahnya.

Setiap kali saya siaran atau memberikan training tentang parenting, selalu ada pertanyaan mengenai perilaku anak yang kurang dipahami orang tuanya, tidak bisa tenang, susah fokus dll. Menariknya adalah bahwa orang tua selalu ingin membentuk anaknya seperti keinginan mereka sendiri. Alhasil anak yang penurut akan lebih mendapat perhatian dan kasih sayang, hal ini selain terjadi di rumah juga terjadi di sekolah. Anak emas dari para guru kebanyakaan adalah anak-anak penurut. Kadang terlupakan bahwa setiap anak adalah pribadi pembelajar yang unik

Anak-anak adalah pembelajar yang luar biasa, terbayangkan dari seorang bayi yang tidak tahu apa-apa, tiba-tiba saat umur 2-3 tahun sudah menguasai bahasa ibu tanpa harus ikut kursus, bandingkan dengan orang dewasa yang sudah kursus bertahun-tahun bahasa asing belum juga selancar bahasa ibu. Jadi terpikir ya bagaimana seandainya kita menggunakan kembali kemampuan belajar anak-anak itu untuk belajar apa pun yang kita inginkan sekarang, pastinya hasilnya akan sangat luar biasa bukan?

Setiap kali saya dalam konseling parenting saya selalu katakan bahwa anak-anak itu unik dalam belajar, mereka memiliki pola belajar sendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga cara mengajar yang sama akan berhasil pada beberapa orang anak dan tidak berhasil pada anak yang lainnya. Artinya perlu cari cara lain yang berhasil bukan? (Untuk mengetahui  model belajar anak boleh klik disini)

Kedua anak saya tersebut akan menggunakan waktu sepulang sekolahnya untuk bermain-main di halaman sekolah, tidak peduli dengan terik matahari di siang bolong, tetap saja mereka asyik bermain sambil berpanas-panasan. Terbayangkan bagaimana repotnya orang dewasa yang mesti pake tabir surya untuk  berani bermain seperti itu hehehehe

Ketika anak-anak lebih sering tertawa, energik dan selalu fun dan entah kenapa orang dewasa yang melakukan hal seperti itu juga akan terlihat lebih muda ya? Well, jadi kapan Anda putuskan untuk lebih sering tertawa, energik dan selalu fun?

Lembang 15,10,12

Leave a comment