Mata

Mata

Konon sebelum dimulainya perang Baratayudha,perang saudara antara Pandawa dan Kurawa, datanglah utusan dari masing-masing pihak berseteru kepada setiap raja untuk meminta dukungan. Salah satu raja di datangi adalah Sri Krishna, raja Dwarawati, Sri Krishna terkenal yang paling bijak dari semua raja, karena dia adalah avatar Dewa Wisnu. Saat Krishna sedang menikmati tidur siang datanglah Dursasana utusan dari Kurawa. Karena tidak berani membangunkan sang raja, maka dia duduk di dekat kepala Krishna, harapannya adalah begitu Krishna terbangun langsung bisa disampaikan maksud kedatangannya. Dursasana tidak mau kehilangan waktu karena sebentar lagi akan datang utusan dari pihak lawannya dengan tujuan yang sama. Benar, tak berapa lama datanglah Arjuna, ksatria ketiga Pandawa.  Arjuna pun mendekati tempat peraduan Krishna, namun berbeda dengan Dursasana, Arjuna memilih untuk duduk di dekat kaki Krishna. Pertanyaanya siapakah yang pertama kali dilihat oleh Sri Krishna saat beliau terbangun?

Mata sebagai salah satu pancaindera kita ternyata memiliki fungsi yang luar biasa, tidak sekedar sebagai alat sensor penglihatan semata. Masak sih? Lho tidak percaya? Silahkan pejamkan mata Anda, hei bukan sekarang pejamnya, baca dulu intruksinya sampai selesai. Setelah nanti Anda pahami instruksi ini, baru Anda boleh pejamkan mata, setelah nanti mata Anda terpejam silahkan pikirkan wajah orang yang paling Anda sukai. Ok? Sudah jelas instruksinya? Silahkan dilakukan.

Ternyata kita tidak hanya mampu melihat dengan mata. Dalam bukunya John Medina* malah lebih tegas mengatakan kita melihat dengan otak kita. Proses yang terjadi saat retina mata menangkap sensor sampai kita memahami sensor itu merupakan proses yang sangat rumit dan terjadi dengan sangat cepat. Menariknya adalah kita bisa merekontruksi ulang gambaran apapun yang pernah kita lihat di dalam otak kita, seperti memunculkan gambaran wajah orang yang paling disukai meskipun dengan mata terpejam.

Ternyata gambar lebih banyak memberi arti daripada sebuah tulisan misalnya. Maka poster sebuah film jauh lebih menarik daripada resensi film yang sama. Dalam hal ini  seorang presentator yang baik seperti saya pernah baca, akan lebih banyak menampilkan gambar, alih-alih menampilkan tulisan.

Sesuatu yang sering kita lihat pun akan lebih mudah diyakini sebagai kebenaran, itulah namanya propaganda. Seperti gambar orang yang menyalakan tembakau yang lantas terlihat gagah, macho atau jantan. Padahal orang yang bijak tahu persis satu-satunya manfaat menyalakan tembakau adalah seperti yang tertulis di dalam bungkusnya (tahu khan maksud saya). Namun apakah banyak orang yang sudah peduli dengan tulisan itu? Sayangnya belum.

Kita pun dulu pernah percaya pada sebuah partai yang menampilkan gambar para kadernya dengan jas kebesaran partai meneriakkan STOP KORUPSI. Sekarang kita sama-sama tahu sebagian besar kader itu sedang diperiksa karena kasus korupsi. Mata kita mudah sekali diperdaya bukan? Adanya istilah tipuan mata mengkonfirmasi hal tersebut.

Jika Anda ingin lebih sehat, maka lakukanlah JAMA, JAga Mata Anda. Manjakan saja penglihatan Anda dengan hal-hal yang membuat bahagia,senang dan gembira. Hal-hal yang memberikan selain itu tidak perlu banyak dilihat. Berita di koran, tayangan televisi bahkan di internet pun banyak memberikan pilihan, kebijaksanaan Anda lah untuk memilahnya. Bukankah hal yang banyak Anda lihat akan lebih mudah Anda yakini?

Kembali pada cerita wayang di atas. Tepat sekali begitu krishna membuka matanya yang terlihat adalah orang yang duduk bersila di dekat kakinya. Maka Arjunalah yang pertama kali disapanya. Singkat cerita Krishna bersikap adil kepada kedua saudara sepupu itu dengan memberikan dua pilihan yang adil. Pertama bantuan pasukan pasukan perang tanpa dirinya atau nasehat dari dirinya tanpa bantuan pasukan perang. Maka kebijaksanaan dari masing-masing utusan itulah yang menentukan pilihan. Sama seperti kebijaksanaan Anda memilih hal apa saja yang ingin dinikmati oleh kedua mata Anda.

Ndalem Mondorakan 23,10,12

*Brain Rules

Leave a comment