TUHAN ITU BAIK bagian 2

TUHAN ITU BAIK bagian 2

the motivator doctor Agung KristiantoSetelah membaca artikel kemarin Tuhan itu baik, seorang sahabat memposting sebuah pertanyaan ke facebook saya. (Karena) Tuhan itu baik, (maka) tidak perlu tempat yang baik, tidak perlu jadi orang baik, tidak perlu cara yang baik juga untuk meminta dikabulkannya doa? Gimana dong? Menarik sekali pertanyaannya bukan, mungkin ada sebagian Anda juga yang menanyakan hal serupa.

Sebelum kita bahas bersama pertanyaan tersebut, menurut Anda apakah orang tua Anda menyayangi Anda? Tentu saja. Mungkin. Ah nggak juga. Ok, ok karena jawabannya bisa beragam, pertanyaannya akan saya ganti, apakah orang tua yang baik menyayangi anaknya? Ya pasti, tentu saja.

Apa alasan orang tua menyayangi anaknya? Hmmm.. pertanyaan konyol. Benar sekali, orang tua tidak perlu alasan untuk menyayangi anaknya. Dalam tradisi Jawa ada pepatah wingko katon kencana, artinya pecahan genteng pun akan berharga seperti permata. Itulah anak bagi orang tuanya. Apapun kondisi seorang anak, orang tua akan menyayangi mereka, apalagi kasih sayang seorang Ibu.

Kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai Sang Surya menyinari dunia…. ingat lagu anak- anak ini khan? Betapa besarnya kasih sayang ibu dan juga ayah kepada anaknya.

Mungkin diantara sahabat pembaca blog ini, belum semuanya menjadi orang tua, namun pastinya Anda semua adalah seorang anak dari kedua orang tua Anda. Sebagai seorang anak yang berbakti, apa yang akan Anda lakukan untuk membalas segala kebaikan orang tua Anda? Membahagiakan orang tua. Caranya? Banyak sekali caranya, cara termudah adalah tanyakan kepada orang tua Anda, hal apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat mereka bahagia.

Apakah Anda pernah berpikir untuk melakukan sesuatu, memberikan sesuatu agar orang tua Anda menyayangi Anda? Mungkin pernah, dan itu adalah hal yang konyol bukan? Kok konyol? Maksudnya? Orang tua Anda itu sudah menyayangi Anda terlebih dahulu, tanpa syarat. Kita tidak bisa menukar apapun demi kasih sayang mereka. Hal yang kita lakukan untuk membahagiakan mereka hanyalah upaya untuk membalas kebaikan dan kasih sayang yang pernah kita terima. Apakah bisa impas? Absolutely not.

Baiklah, saya paham maksudnya. Orang tua sudah menyayangi kita tanpa syarat, jadi yang kita lakukan hanyalah membalas kebaikan mereka, begitu khan? Exactly, semakin cerdas saja Anda ini. Lalu apa hubungannya pembahasan orang tua ini dengan pertanyaan sahabat Anda itu? Bukan sedang ngeles khan? Lho Anda tidak menangkap benang merahnya ya? Benang merah apa?

Jika orang tua saja begitu besar cintanya kepada anaknya, apalagi Cinta Tuhan kepada umatnya. Agak geli juga jika melihat orang berupaya “menyogok” Tuhan, “Aku sudah bersedekah banyak, maka lancarkanlah rejekiku,” Lho berarti kita tidak perlu bersedekah dong? Ah dasar pelit. Sedekah Anda itu bukan untuk melancarkan rejeki Anda, melainkah ucapan terima kasih karena rejeki Anda dilancarkan. Jadi menjadi orang baik, mengunjungi tempat yang baik (Suci), menggunakan cara-cara yang baik, itu bukan untuk minta doanya dikabulkan, melainkan sebagai tanda cinta, ucapan terimakasih karena doanya dikabulkan.

Menutup tulisan ini ada sebuah kisah seorang penyembah Dewa Wishnu. Dia berdoa seperti ini. “Tuhan, aku mohon ampun untuk tiga kesalahan besar. Aku pergi mengunjungi kuil-kuil sucimu, lupa akan kehadiranMu dimana saja, aku kerap berseru tolonglah aku, dan lupa bahwa Engkau memperhatikan kesejahteraanku, lebih dari diriku sendiri, dan akhirnya, di sini aku mohon pengampunan, sedangkan ku tahu, bahwa kesalahanku sudah diampuni, sebelum kami melakukannya.”

Jadi, Tuhan itu Baik khan?

Selamat Natal, Damai di Hati, Damai di Bumi dan Salam Berkelimpahan

The Motivator Doctor, 24/12/2012

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau mau undang saya untuk bicara di institusi/komunitas Anda bisa hubungi ke 0812 8493 1800  atau Ingin mengetahui potensi diri Anda? klik disini

Leave a comment