SUMPAH PEMUDA

SUMPAH PEMUDA

Hari ini tanggal 28 Oktober 2012 adalah peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke  84. Pernahkan Anda penasaran, seberapa mudanya sih para pelaku Sumpah Pemuda pada waktu itu? Inilah beberapa tokoh Sumpah Pemuda dan usianya. Sugondo Djojopuspito 24 tahun, ketua Konggres, Mohammad Yamin 25 tahun, sekretaris konggres, W.R. Supratman 25 tahun. Di usia yang masih begitu muda (Anda juga boleh merasa muda lho) sudah memiliki kesadaran akan pentingnya persatuan dan pengakuan akan pluralisme bangsa ini.

Pada sebuah acara pertemuan para pensiunan (saya mengisi topik kesehatan disitu, jadi bukan anggota), ketua perkumpulan menyoroti tentang keprihatinnya terhadap kaum muda saat ini. Peristiwa tawuran, mulai dari siswa SMA sampai mahasiswa, narkoba, korupsi di dewan perwakilan dll, intinya adalah quo vadis bangsa ini jika pemudanya seperti itu.

Sahabat, tentunya kita semua sudah tahu bahwa kita akan dapatkan apa yang kita fokuskan. We get what we focus on. Jika kita fokus pada hal yang tidak positif maka kita juga akan dapatkan hal yang tidak positif, namun jika kita fokus pada hal yang positif, kita akan dapatkan hal yang positif. Seperti halnya menggunakan kacamata berlensa merah, maka kemana pun melihat akan penuh dengan warna merah. Bukan berarti warna merah itu hanya akibat dari lensa kacamata saja lho. Memang ada hal yang tidak positif di luar sana, kita tidak menafikan hal itu. Namun bukankah ada juga hal-hal positif yang ada. Tinggal apa yang kita fokuskan untuk dilihat. Btw. sadarkah Anda bahwa saya menggunakan terminologi kata positif dan tidak positif (bukan negatif?) He..he..he.. sengaja, karena memang ada tujuannya.

Dua tahun lalu di Jogjakarta, terjadi letusan  merapi. Di tengah bencana yang terjadi saat itu, salah tulang punggung relawan bencana adalah kaum muda. Saya sempat bergabung dengan tim relawan kesehatan, sehingga saya tahu bagaimana kiprah kaum muda saat itu. Para pemuda baik yang masih sekolah, kuliah atau bekerja (dan tidak hanya dari Jogja) menyingsingkan lengan untuk bekerja sama. Mereka bekerja dengan penuh tanggungjawab. Mendata wilayah bencana, mengumpulkan bantuan dan menyalurkan bantuan. Bahkan posko-posko kaum muda ini sering dihubungi oleh kepala desa-kepala desa yang meminta bantuan. Unbelieveable, right?

Apa yang disampaikan ketua pertemuan pensiunan di atas itu adalah benar. Faktanya memang terjadi. Keprihatinan akan hal itu bisa dimaklumi. Namun ada fakta lain yang seharusnya dilihat supaya penyampaiannya berimbang, bukan? Berkat pengalaman saya saat bencana erupsi merapi itu, saya melihat dengan lebih optimis tentang kiprah para pemuda Indonesia masa kini. Bagaimana dengan Anda?

Hari Sumpah Pemuda yang kita peringati hari ini, tidak hanya mengingatkan akan pengakuan atas keberagaman bangsa dan pentingnya persatuan, namun juga mengingatkan bahwa di usia muda, orang bisa mengukir sejarah. Jadi sejarah apa yang akan Anda ukir hari ini?

Salam Berkelimpahan.

nDalem Mondorakan, 28.10.2012

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau Ingin mengetahui bakat alamiah Anda? klik disini

Leave a comment