Carilah Pembanding Dengan Bijak

Carilah Pembanding Dengan Bijak


pembicara seminar motivasi pembandingSuatu malam keluarga kami berwisata malam ke daerah Alun-alun kidul Jogjakarta atau lebih dikenal dengan nama ALKID (singkatan dari ALun-alun KIDul). Saya, istri saya dan kedua buah hati kami, Axl dan Bielle, menikmati suasana alkid saat itu. Karena sudah musim libur maka banyak sekali orang yang menikmati nuansa romantisme nan eksotis di selatan kraton Ngayogyakarto Hadiningrat tersebut. Anak-anak kami segera saja berlarian di tengah lapangan sambil menghampiri berbagai penjual mainan yang ada di sana.

Sebuah mainan terbuat dari dua bilah bambu yang panjangnya satu jengkal. Bilah pertama sebagian dibelah menjadi dua dan ditempel plastik hias, menyerupai baling-baling. Ujung satunya diberi kait dan dipasang sebuah lampu LED kecil yang sudah disambungkan dengan baterai. Bilah ini seperti anak panah yang akan dilontarkan ke atas dan jika turun, ia akan berputar seperti baling-baling warna-warni. Bilah kedua menjadi busurnya dengan karet gelang yang menjadi pegas pelontarnya.

Putri kami, Bielle kelas 2 SD, tepatnya setelah masuk sekolah Juli nanti, ingin sekali membeli mainan itu. Penjual pertama yang dihampirinya mengatakan harganya 10.000, saat saya hendak mengeluarkan dompet, istri saya, bendahara Negaraku, menahan sambil berkata, “Ayo Dik kita bandingkan harganya dengan penjual yang lain.”

Alih-alih merengek untuk segera membeli, putri kecilku itu, segera berlari menghampiri penjual mainan yang lain. Ada lebih dari 5 penjual mainan yang berhasil disurveinya. Untuk permainan yang sama, harga mainan itu bervariasi mulai dari yang termahal 10.000, kemudian 8000. Sampai yang termurah 7000. Bielle melaporkan hasil pengamatannya. Sambil tersenyum dan menerima selembar uang 5 ribu dan selembar 2 ribu dia segera berlari ke arah penjual mainan pilihannya.

Tak lama berselang ia telah membawa mainan tersebut dan mulai melontarkannya ke atas dengan ketapel mininya. Satu dua kali ia belum juga berhasil, namun setelah mendapatkan bimbingan dari kakaknya, ia mulai mahir. Bak Arjuna memanah, ia melontarkan panah saktinya ke udara dan kemudian turun menjadi baling-baling bercahaya. Asyik sekali.

Jika menginginkan sesuatu selalu cari pembandingnya, banyak yang lebih baik yang bisa ditemukan kemudian. Jangan mudah percaya bahwa kesempatan hanya datang satu kali, kesempatan itu bisa datang dua kali bahkan berkali-kali. Yang pertama belum tentu yang terbaik, bisa jadi yang terbaik malah yang kedua atau yang terakhir seperti penjual mainan yang disurvey oleh putri cantikku. Pembanding membuat pilihan menjadi lebih mudah.

Menggunakan pembanding yang tepat akan membuat hidup menjadi lebih mudah, lebih indah dan lebih bersyukur. O ya? Kenapa demikian? Suatu kali di masa sekolah, saya pernah (berkali-kali) mendapatkan remidi untuk beberapa mata pelajaran. Remidi berarti harus mengulang ujian akibat nilai ujian sebelumnya tidak melewati nilai lulus yang ditentukan. Awalnya memang  merasa sedih karena mendapat nilai yang kurang baik, namun ketika mengetahui bahwa banyak siswa lain yang mengikuti remidi (hampir separuh kelas), maka perasaan sedih itu menjadi berkurang. Saya membandingkan diri saya dengan separuh kelas yang mengikuti remidi. Ah ternyata gue ga bodo – bodo amat hehehe

Suatu kali dalam sebuah sesi konsultasi, seorang sahabat yang merasa hidupnya menderita karena menyimpan dendam terhadap seseorang, ia merasa tidak mudah untuk memaafkan. Btw, artikel saya tentang memaafkan “Forgiven and Not Forgotten” dapat dibaca di sini. Bahkan ia merasa sangat sulit untuk memaafkan. Maka menggunakan pembanding akan memudahkan dia mengambil keputusan untuk memaafkan. Memaafkan itu tidak mudah. Tidak mudah? Dibandingkan dengan apa? Mana yang lebih mudah, memaafkan atau menjalani hidup yang menderita selama bertahun-tahun? Anda tentunya tahu mana yang lebih mudah bukan?

Mendapatkan pembanding yang tepat, membuat sahabat saya tersebut lebih mudah memutuskan untuk memaafkan. Maka carilah pembanding yang tepat, inilah tipsnya

  1. Jika ingin berpikir besar, carilah pembanding orang-orang yang lebih sukses dari Anda, apa yang sudah di dapatkannya, dan bagaimana cara mendapatkannya.
  2. Jika ingin bersyukur, carilah pembanding orang-orang yang belum sesukses Anda, apa yang Anda anggap biasa dan kurang berharga, mungkin bagi mereka sangat luar biasa dan sangat berharga. Saat Anda biasa makan 3 kali sehari apapun menunya, itu mungkin biasa, namun ada banyak orang di luar sana yang untuk bisa makan satu kali saja perlu bekerja sangat keras.
  3. Jika ingin maju, carilah pembanding orang-orang yang bekerja lebih keras, lebih rajin atau lebih smart. Tirulah caranya. Jika melakukan cara yang sama, maka hasilnya pun akan serupa, itulah gunanya pembanding

Secara umum, jika Anda ingin termotivasi lihatlah ke atas, sedangkan jika ingin bersyukur lihatlah ke bawah. Tentunya Anda paham dengan yang saya maksud lihat atas dan lihat bawah bukan?

Jika ada pembanding yang tepat, tentunya juga ada pembanding yang tidak tepat. Pembanding bisa menjadi sebuah pisau, memudahkan pekerjaaan atau melukai diri sendiri, Orang yang tidak tepat menggunakan pembanding malah tersandera dengan keyakinan yang tidak memberdayakan. Misalnya orang yang membandingkan kelemahan dirinya dengan kekuatan orang lain, perbandingan ini tentunya tidak adil, namun banyak orang yang melakukannya. Ia kaya sedangkan aku kekurangan, Dia ganteng sementara aku jelek dan berbagai contoh lainnya. Hasilnya tentu saja tidak memberdayakan. Jika ingin fair, tentunya harus membanding kekuatan dengan kekuatan, kelemahan dengan kelemahan. Jika kekuatan diadu dengan kelemahan, tentu saja kekuatan yang menang.

Banyak orang bijak seperti saya jumpai, mereka membandingkan antara diri mereka dahulu dengan diri mereka sekarang. Jika menjadi lebih baik, good, jika belum, maka saatnya melakukan perubahaan untuk menjadi diri sendiri yang lebih baik. Anda setuju dengan pendapat ini?

Setelah dimainkan beberapa lama, mainan baling-baling itu mulai tidak sebagus awalnya, saat dilontar ke atas dan terjatuh, putarannya menjadi tidak seimbang. Anak-anak sih tidak terlalu perduli, toh masih asyik untuk dimainkan. Tiba-tiba seorang ibu menghampiri Bielle, meminta mainannya dan memperbaikinya. Rupanya ibu itu adalah ibu penjual mainan. Wah, jadinya dapat DUA keuntungan nih, sudah harganya paling murah, ada pelayanan purna jual lagi. Jadi bijaklah mencari pembanding. Salam berkelimpahan.

27 Juni 2014

The Motivator Doctor

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau mau undang saya untuk bicara di institusi/komunitas Anda bisa hubungi ke 0812 8493 1800 atau email tanyadokteragung@gmail.com

Leave a comment