Let It Go

Let it go

The Motivator Doctor Agung KristiantoSeekor burung gagak terbang di angkasa dengan membawa sepotong daging di paruhnya. Tiba-tiba ada sepuluh burung gagak lain mengejarnya. Mereka menyambar-nyambar hendak merebut potongan daging tersebut. Burung gagak itu berusaha mempertahankan makanannya, dia susah payah menghindari serangan gagak-gagak tersebut. Keributan di angkasa itu mengundang sekawanan gagak lainnya. Tak perlu menunggu lama, ada lebih dua puluh gagak yang menghadang dan siap berebut daging. Gagak pembawa daging itu pun menjadi bulan-bulanan, diserang, dicakar, dipatuk berkali kali. Si gagak itu kemudian bertanya dalam hatinya, apakah ini semua sebanding? Is it worthy?

Di sebuah obrolan dalam kereta eksekutif Jakarta-Yogyakarta, seorang pemuda pegawai departemen keuangan bercerita tentang cita-citanya sejak kecil. Dia sangat ingin menjadi seorang tentara.  Hmmm apakah usia Anda masih memungkinkan untuk menjadi tentara? Ya, dengan menjadi legiun asing di negara Prancis. Maksudnya? Menurut rekan si pemuda itu di Negara Prancis ada perekrutan tentara dari berbagai bangsa. Batasan umur yang lebih longgar membuat dia masih mungkin untuk mendaftar.

Banyak kejadian di masa lalu yang masih kita simpan sampai sekarang. Beberapa peristiwa itu menimbulkan perasaan yang tidak nyaman jika kita mengingatnya. Bisa seseorang, sebuah perselisihan, sebuah harapan, sebuah kekonyolan, bahkan sesuatu yang sangat disesali. Apapun itu sudah berlalu. Kerugian apa yang muncul jika kita masih membawanya di dalam benak kita? Anda pasti tahu.

Apa jadinya jika Anda berjalan menyusuri waktu dengan membawa beban masa lalu? Tidak ringan bukan? Apakah dengan membuangnya akan jadikan hidup Anda lebih ringan dan mudah? Jika demikian kapan akan Anda putuskan buang semua beban masa lalu Anda?

Saya mau banget untuk buang beban itu, bagaimana caranya? Bagus! Pertama, Anda mengakui bahwa memang ada sesuatu yang hendak Anda buang. Bagaimana kita bisa membuang sesuatu yang tidak ada? Dengan mengakuinya, kita sudah membuka diri. Apa saja yang diakui? Kemarahan dan kebencian yang pernah atau masih dirasakan, luka dan sakit hati yang diciptakan, rasa takut dan keraguan, keinginan yang tidak terpenuhi dan peran Anda dalam peristiwa itu. Anda bisa tuliskan atau gambarkan pada secarik kertas. Dan niatkan untuk pindahkan semua hal itu dari benak, pikiran dan perasaan, ke dalam kertas itu. Sambil Anda menuliskan atau menggambar, ijinkan semua rasa itu mengalir melalui tangan Anda melewati pena, berpindah di kertas dan tertinggal di sana.

Kedua, lepaskan itu semua. Let it go. Setelah semua rasa itu berpindah di kertas, tentunya Anda akan jauh lebih nyaman dan ringan. Kertasnya boleh Anda buang, dirobek atau dibakar, pilihan Anda. Ingat prinsip Forgiven and not Forgotten kan?

Keinginan pemuda di kereta untuk menjadi tentara tersebut benarkah sebuah cita-cita? Dengan obrolan ringan sepanjang jalan Jakarta-Yogyakarta, pemuda itu menyadari bahwa keinginannya tersebut hanyalah sebuah khayalan masa kecil. Tidak lagi berharga. Sesuatu yang tidak berharga memang sebaiknya dibuang saja.

Burung gagak yang membawa sepotong daging di paruhnya pun mendapatkan kebijaksanaan yang sama. Dia melepaskan potongan daging di paruhnya. Seketika semua burung gagak lainnya itu meninggalkannya dan memburu potongan daging yang terjatuh. Si gagak yang bijak itu melepaskan sekerat daging dan mendapatkan langit yang damai. Kadang kita pun perlu melepaskan sesuatu untuk mendapatkan kedamaian. Let it go

Salam Berkelimpahan

The Motivator Doctor, 13.12.12

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau mau undang saya untuk bicara di institusi/komunitas Anda bisa hubungi ke 0812 8493 1800  atau Ingin mengetahui potensi diri Anda? klik disini

1 thought on “Let It Go

  1. Dewi Novita

    aku sering melakukan ini dok… kalo timbul perasaan yang ga nyaman/kesal/sakit hati/teringat-ingat kenangan yg tidak mengenakkan… aku tulis di buku/secarik kertas… bahwa aku mengakui hal-hal tersebut… dan merasa tidak nyaman, sedih … ataupun marah… setelah itu.. seperti kata dokter Stefanus… semua menjadi ringan.. malahan perasaan2 itu hilang… *semudah itu…

    Reply

Leave a comment