Seri HeartWork : Aktivitas dan Produktivitas

Seri HeartWork : Aktivitas dan Produktivitas

dokter pembicara seminarDalam seminar The Art of Enjoying Work beberapa waktu lalu, saya menyampaikan materi tentang pentingnya kerja keras. Meskipun menurut ibu-ibu terminologi kerja keras itu kurang tepat, karena seharusnya keras kerja. Koq begitu? Iya karena kalo tidak keras tidak bisa digunakan untuk bekerja. Maksudnya? Itu lho gagang sapu, kalo gagang sapu itu lembek dan tidak keras khan tidak bisa dipakai bekerja. Hehehehe. Anda memikirkan gagang yang lain ya?

Menurut Anda apa sih yang dimaksud kerja keras itu? Bekerja mengeluarkan banyak keringat. Hmmm orang di sauna itu duduk-duduk tidak bekerja mengeluarkan banyak keringat. Bekerja membanting tulang, duh kasihan tulang tidak bersalah dibanting-banting. Bekerja dengan fisik atau otot yang dominan. Berarti pekerja kantoran yang duduk di depan komputer itu tidak termasuk bekerja keras dong?

Menurut kamus bahasa Indonesia bekerja artinya kegiatan melakukan sesuatu. Para karyawan sebuah perusahaan tertentu memiliki jam kerja tertentu, sering dikenal dengan nine to five.  Bekerja mulai jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Mereka melakukan aktivitas pekerjaannya di dalam waktu-tersebut. Jika sudah melakukan aktivitasnya di dalam jam kerja tersebut apakah sudah bisa dianggap bekerja keras?

Aktivitas dan produktivitas merupakan hal yang tidak selalu sebanding. Produktivitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Artinya aktivitas yang tinggi belum tentu menghasilkan produktivitas tinggi. Hal ini pernah saya rasakan saat menjadi dokter baru yang sedang orientasi di sebuah RS. Selama orientasi selama 1 bulan tersebut jam kerja saya dimulai dari jam 7 – 18 nonstop dan tidak ada hari libur. Karena masih sebagai dokter orientasi, maka banyak hal yang belum boleh saya lakukan. Maka produktivitas saya sangat kecil. Aktivitas tinggi namun produktivitas rendah.

Seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi misalnya. Dia sibuk pergi ke perpustakaan, membaca berbagai literatur, bahkan searching di internet selama berjam-jam. Aktivitas yang sangat tinggi bukan? Namun produktivitasnya tidak diukur dari berapa jam aktivitas tersebut melainkan produktivitas diukur dari kemajuan skripsi yang dikerjakannya. Aktivitas tidak selalu sebanding dengan produktivitas.

Kerja keras tentunya lebih dekat dengan produktivitas dan bukan sekedar aktivitas. Lalu bagaimana mengubah setiap aktivitas menjadi sebuah produktivitas? Pertanyaan yang menarik. Pertama, tentunya Anda sudah tahu produk apa yang dihasilkan dari aktivitas Anda. Bisa sebuah artikel, sebuah skripsi, sebuah order, sebuah proyek dan lain-lain. Tentukan dulu produk apa yang hendak dihasilkan. Kedua, tentukan aktivitas yang membuat produk Anda semakin cepat selesai. Ketiga, singkirkan aktivitas yang tidak ada dengan produktivitas Anda. Simple khan?

Beberapa karyawan yang mengeluhkan tentang karier yang stagnan atau renumerasi yang tidak naik-naik. Maka setelah membaca artikel ini, mungkin bisa melakukan introspeksi, apakah produktivitas saya sudah tinggi atau baru aktivitas saja yang tinggi?

Jadi apakah bekerja keras itu? Bekerja keras adalah melakukan pekerjaan yang memiliki produktivitas tinggi. Sudahkah Anda memilikinya?

Salam Heart-Work,

The Motivator Doctor.

6 thoughts on “Seri HeartWork : Aktivitas dan Produktivitas

Leave a comment