Tanggungjawab

Tanggungjawab

the motivator doctor Agung KristiantoSeorang tourist di kota terpencil mengeluh, jarak antara stasiun kereta dengan kota amatlah jauh. Padahal dia harus melanjutkan perjalanan ke kota lain menggunakan kereta api, satu-satunya transportasi yang tersedia di kota itu. Pagi-pagi benar dia menyewa taksi dari hotel yang mengantarkannya ke stasiun kereta api di luar kota. Di dalam taksi, sang turis kembali mengeluhkan jarak antara stasiun kereta dengan kota. Sopir taksi tua yang bijaksana itu tersenyum.

Pengalaman serupa pernah saya alami saat pertama kali pergi ke Kalimantan dengan kapal laut. Saya berangkat dari pelabuhan Tanjung Mas Semarang, sementara jarak Yogyakarta-Semarang adalah 3 jam perjalanan dengan mobil. Jauhnya perjalanan menuju pelabuhan membuat saya bisa memahami keluhan yang turis di atas. Kenapa tidak pelabuhannya di Yogyakarta saja, atau stasiun keretanya ada di tengah kota saja, sama seperti kebanyakan stasiun kereta api di kota-kota besar masa kini.

Ngomong-ngomong soal masa kini, maksud saya saat ini, akhir tahun 2012 dan sebentar lagi kita akan membuka tahun baru 2013, apa rencana Anda di tahun mendatang? Berbagai rencana pastinya sudah atau akan Anda susun, kita mengenalnya sebagai resolusi tahun baru. Tulisan mengenai resolusi tahun baru pernah ada di artikel ini dan ini. Saya tidak tahu apakah membacanya kembali akan mudahkan menyusun resolusi tahunan Anda.

Menurut Anda, apa yang membuat sebuah resolusi bisa dijalankan? Banyak hal pastinya. Namun pernahkah Anda sadari bahwa fondasi utamanya adalah tanggungjawab. Responsible = response + able. Kemampuan untuk merespon. Siapa yang memiliki kemampuan untuk merespon agar resolusi tahun ini terwujud? Tanggungjawab siapakah itu?

Membicarakan tanggungjawab adalah hal mudah. Menerima tanggungjawab adalah sebaliknya. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, entah di rumah, sekolah, kantor bahkan negara sekalipun, maka setiap orang cepat-cepat mencuci tangan dan menunjuk orang lain sebagai penanggungjawab. Bahkan di kitab suci pun dikisahkan, ketika Adam berbuat dosa pertama kali, ia melempar tanggungjawab dan menyalahkan Hawa. Menyalahkan orang lain, menyalahkan lingkungan adalah ciri unresponsible. Gara-gara partner saya, ini kesalahan bawahan saya, ini tanggungjawab atasan saya, ini pengaruh lingkungan. Tidak asing dengan hal itu kan?  

Saat kita menyerahkan tanggungjawab selain kepada diri sendiri, maka kita mengakui bahwa kita unable to response, ingat responsible = response + able. Melepas tanggungjawab sama artinya melepas kemampuan untuk merespon. Hidup memberikan banyak hal, sayang sekali jika kita tidak meresponnya.

Ketika Anda ambil tanggungjawab, anda berikan kemampuan penuh pada diri sendiri untuk merespon. Ketika resolusi tahun ini ada yang belum berhasil, jangan-jangan karena Anda melepas tanggungjawab. Ih nyindir ya? Berarti benar dong hehehehe.

Anda sudah membuat wheel of life seperti yang ada di artikel ini? Jika sudah ataupun belum, kira-kira tanggungjawab siapa agar wheel of life Anda seimbang? Iya saya tahu, tanggungjawab saya sendiri khan? Absolutely. Jadi ketika saat ini Anda menyusun resolusi untuk tahun 2013, maka pastikan setiap outcome yang akan Anda dapatkan tahun depan, ada dalam tanggungjawab Anda sendiri.

Turis yang mengeluhkan jarak stasiun dengan kota itu bertanya, “Kenapa sih stasiunnya tidak ada di dalam kota saja?” Sopir taksi bijak itu menjawab, “Bisa saja sih Pak, tapi bukankah lebih baik stasiun itu dibuat di dekat rel kereta ya, sementara rel kereta api terdekat ada di luar kota.” Apa artinya stasiun kereta api yang jauh dari lintasan rel kereta. Lintasan rel kereta dan stasiun itu dekat bahkan menyatu, sama seperti goal dan tanggungjawab. Bagaimana menurut Anda?

The Motivator Doctor. 29/12/12

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau mau undang saya untuk bicara di institusi/komunitas Anda bisa hubungi ke 0812 8493 1800  atau Ingin mengetahui potensi diri Anda? klik disini

 *gambar ilustrasi diambil dari sini

Leave a comment