Hadapi Saja

Hadapi Saja

The Motivator Doctor Agung KristiantoSetelah beberapa saat terhenti dari kebiasaan menulis, maka rasanya menyenangkan ketika memutuskan untuk memulai kembali. Menulis adalah sebuah keheningan, berbicara dengan diri sendiri dan melihat ke dalam pikiran sendiri. Meskipun begitu tak banyak orang mau melakukannya.

Beberapa hari ini, putri bungsuku mengalami tekanan yang cukup berat.Bermula dari jadwal kegiatan mingguan sekolahnya, akan ada praktek naik sepeda roda dua dalam minggu ini. Sepeda kecil berwarna pink miliknya sudah lama tersimpan di gudang. Meskipun 2 roda penyangga sampingnya sudah dilepas, namun sepeda itu belumlah melaju kencang. Pemiliknya putus asa saat mencoba mengendarainya. Itu sudah beberapa bulan yang lalu.

Seorang sahabat pendengar acara Ngudi Larasing Pakarti*, mengirimkan sebuah pertanyaan lewat sms. Beliau menanyakan apakah sikap asli seseorang itu baru muncul saat sedang marah. Pertanyaan itu justru menimbulkan sebuah pertanyaan baru, yang manakah sifat asli seseorang. Jika seseorang yang sedang marah, bolehkah disebut pemarah? Atau orang yang kadang rajin kadang tidak rajin, manakah sifat aslinya? Yang rajin ataukah yang tidak rajin? Yah saya ini orangnya rajin, saat ini saja sedang malas. Ataukah saya ini orangnya malas saat ini saja saya berpura-pura rajin. Manakah yang akan Anda percayai?

Karena kita tidak tahu sifat mana yang asli, bagaimana jika kita ciptakan saja sifat yang kita inginkan?

Jika seorang yang malas disebut pemalas, orang yang marah disebut pemarah, orang yang kupa disebut pelupa, maka orang yang mencuri disebut pencuri. Tentu saja, awalan pe + kata kerja/kata sifat, menunjukkan orang yang melakukan atau orang yang memiliki sifat seperti kata dasarnya. Wow ahli bahasa rupanya Anda ini. Hehehehe. Baiklah kawan, Anda ahli bahasa atau pencuri? PENCURI? Menuduh saya seorang pencuri? Lho memangnya Anda belum pernah mencuri? Ya pernah sih dulu. Nah, bukankah orang yang pernah mencuri pun disebut pencuri, sesuai kaidah bahasa yang sudah Anda terangkan tadi? Iya sih, tapi koq tidak enak ya. Perbuatan bukanlah pribadi seseorang begitu pula dengan sifat. Perbuatan dan sifat bisa berubah.

Menghadapi ketakutannya putri bungsuku memaksa dirinya berlatih sepeda. Tentu saja hal itu membuatnya tidak nyaman. Dia marah-marah, menangis, bahkan mengigau dalam tidurnya. Sebenarnya dia sudah mulai bisa menjaga keseimbangan, namun ketakutannya untuk jatuh memperlambat kemajuannya. Ketakutan memang sering menjadi penghambat kemajuan, entah bagi anak balita maupun bagi seseorang sebesar Anda. Hal yang terpenting adalah belajar menghadapinya, kira-kira apa yang akan Anda lakukan seandainya Anda tidak takut?

Salah satu ketakutan saat menulis adalah bagaimana seandainya tulisan yang kita buat itu tidak bermutu atau tidak bagus. Namun bukankah semua itu proses? Practice make perfect. Semakin sering menulis membuat tulisan semakin bermutu dan enak dibaca. Jadi bagaimana ketika muncul rasa takut? Ya hadapi saja, Anda kan bukan penakut.

Salam berkelimpahan.

The Motivator Doctor, 16 Januari 2013

Ngudi Larasing Pakarti* adalah acara Talkshow On Air di Radio Sonora Jogja 97.4FM setiap hari Rabu pukul 18-20, yang bisa dinikmati secara streaming lewat www.jogjastreamers.com

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau mau undang saya untuk bicara di institusi/komunitas Anda bisa hubungi ke 0812 8493 1800  atau Ingin mengetahui potensi diri Anda? klik disini

2 thoughts on “Hadapi Saja

  1. Dewi Novita

    sipppp banget dok… terus terang aku kemarin rindu banget sama tulisan dirimu… ha ha ha.. sampe2 aku mau tulis di wall-mu… wkwkwkwk… norak banget yak…. *tapi sungguh mencerahkan pagi yang sudah mulai mendung ini loh dok….

    Reply

Leave a comment