Ukiran Dan Buang Hal Yang Tidak Penting

Ukiran Dan Buang Hal Yang Tidak Penting

Dua puluh tahun yang lalu saat bersekolah di SMP terkenal kota Yogyakarta, ada mata pelajaran mengukir. Kami mengukir sebuah kayu lunak berbentuk kotak seukuran ubin. Biasanya yang diukir adalah inisial nama kami masing-masing, binatang dan bunga yang sederhana. Awalnya kami membuat rancangan pola gambar di atas kertas, kemudian memindahkannnya ke permukaan kayu. Kemudian dimulai proses memahat/mengukir dengan menggunakan tatah. Kami mulai membuang bagian kayu yang tidak diperlukan sedikit demi sedikit.

Membuang hal yang tidak penting, mungkin adalah kebiasaan yang perlu diciptakan. Anda bisa lihat isi gudang,atau isi lemari pakaian Anda? Berapa banyak benda-benda yang tidak terpakai yang disimpan disitu. Untuk apa ya? Ya beberapa menghargai kenangan yang pernah ada. Jas pengantin (yang sudah tidak muat lagi), sepeda anak yang sudah terlalu kecil, mainan-mainan mahal yang sudah rusak, namun belum tega membuangnya dan masih banyak lagi alasan yang lainnya.

Hal yang tidak penting di atas adalah benda, bagaimana dengan pikiran? Adakah hal-hal yang tidak penting yang Anda pikirkan? Banyak pasien-pasien di RS saya dulu yang mengeluhkan susah tidur atau insomnia. Saat ditanya kenapa, mereka mengatakan banyak pikiran. Saya jadi bertanya-tanya apakah yang dipikirkan itu penting atau tidak ya?  Tidak semua pikiran itu penting ternyata, bahkan banyak yang sebaiknya di buang saja. Hal-hal yang tidak nyaman, peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan, bukankah sebaiknya dilupakan saja? Bagaimana cara melupakannya silahkan baca tulisan saya tentang Ingat dan Lupa di sini.

Saat Anda menjelang tidur dan masih banyak hal-hal di benak Anda, maka letakkanlah satu-per satu. Sama seperti Anda meletakkan HP, kunci mobil, jam tangan dan lain-lain menjelang tidur. Jika pikiran-pikiran itu sudah diletakkan, betapa nyaman dan mudahnya Anda bertamasya ke pulau kapuk.

Saat menjelang tidur (dan bangun tidur juga) bagian pemikiran kritis di kepala kita mulai diistirahatkan, sehingga apapun pemikiran yang masuk akan dituruti.  Pernahkan Anda sebelum tidur berniat untuk bangun jam 4 pagi, dan Anda benar-bernar terbangun jam 4 bahkan sebelum weker berbunyi? Pernah? Koq bisa ya? Bagaimana jika niat sebelum tidur tidak sekedar bangun jam 4? Misalnya bangun jam 4 dengan badan yang sangat segar dan semangat tinggi untuk berkarya.  Atau bangun pagi dengan ide-ide cemerlang? Apapun bisa Anda niatkan sebelum tidur, yang positif tentunya.

Jika kita buang benda-benda yang tidak terpakai tersebut, apakah akan merasa kehilangan? Tidak juga, bahkan sering sudah melupakan benda itu dan tidak ingat jika masih menyimpannya. Kira-kira manfaat apa ya jika kita singkirkan benda-bensa yang tidak penting itu? Ruangan yang lebih longgar, lemari pakaian yang lebih rapi, hmmm apa lagi ya?

Ukiran kayu waktu SMP mengajarkan bahwa jika kita buang hal-hal yang tidak penting, akan muncul hal yang menarik, yaitu ukiran yang indah. Bagaimana dengan lemari pakaian dan gudang di rumah apakah demikian juga? Lalu bagaimana dengan pikiran, manfaat apa yang akan Anda peroleh jika Anda buang hal yang tidak penting itu sekarang?

Salam Berkelimpahan

The Motivator DOctor, nDalem Mondorakan, 15 November 2012

PS . Tak terasa sudah 1 bulan,saya untuk menuliskan artikel setiap hari ini. Dan sungguh membahagiakan respon dari para sahabat yang mampir di blog ini. Beberapa bersedia memberikan komentar di blog, seperti mbak Novi, mbak Tri, Pak Dody, Mas Arif dan Dokter Kiki. Sementara yang lain lebih suka memberi komentar di facebook, BBM, serta twitter. Terimakasih buat semua respon Anda, Respon Anda adalah penyemangat saya untuk tetap  menulis. Apakah ada usulan topik menarik apa yang ingin dituliskan? Jika ada silahkan ditulis pada komentar di bawah ini.

4 thoughts on “Ukiran Dan Buang Hal Yang Tidak Penting

  1. Dewi Novita

    aku mau sharing sedikit ya dok… aku tuh termasuk orang yang susah tidur… apalagi kalo udh ngantuk berat, eh baruuu aja terlelap, tiba2 ada yg tlp ataupun bikin bunyi2an yang keras, shg jd kaget… dan mau merem lagi susah… keburu mangkel soalnya… ha ha ha… salah satu solusi ya relaksasi… ga mempan, baca serita lucu, ga mempan juga… menulis apa saja yang ada dalam pikiran saat itu… kayaknya yang terakhir agak cocok sama artikelnya dokter Stefanus yaaaa….

    Reply

Leave a comment