Rapotan

Rapotan

the motivator doctor agung kristiantoRapotan*, menerima rapor, adalah peristiwa yang hampir semua orang pernah alami. Seperti saya dulu menerima rapor, sekarang menerimakan rapornya Axl dan Bielle. Axl kelas 3 SD, dan Bielle TK B mereka berdua sekolah di tempat saya sekolah dulu. Beberapa guru mereka juga adalah guru-guru yang mengajar saya dulu. Timbul perasaan aneh yang menggelitik, setiap kali mengantar mereka ke sekolah, rasanya seperti menembus waktu, kembali ke masa kecilku.

Kembali ke topik rapotan. Apa yang biasanya dicermati dari sebuah rapor? Ranking, hal pertama yang ditanyakan adalah ranking berapa? Ranking menjadi sebuah prestasi yang diidam-idamkan, semakin kecil angkanya semakin tinggi prestasinya. Pernah di suatu masa sekolahku, sekolah berasrama di sebuah lembah yang dikelilingi 5 gunung – Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro dan Tidar –  rapor diterima langsung oleh muridnya. Wali kelas kami membagi rapor tersebut berdasarkan ranking dan bukan berdasarkan nomor absen seperti biasanya. Alhasil, moment itu menjadi ajang penghargaan bagi yang dipanggil awal-awal sekaligus ajang permaluan bagi yang dipanggil terakhir.

Alih-alih memuja ranking sebagai tolok ukur keberhasilan belajar, maka membandingkan nilai sekarang dengan nilai yang diharapkan merupakan cara yang lebih bijak. Misalnya mengharapkan nilai 9 untuk pelajaran matematika di rapor dan sekarang tertulis angka 8, artinya usaha belajar Anda baru bernilai 8, perlu usaha lebih atau cara lain untuk mendapatkan angka 9 yang diinginkan. Rapor adalah feedback dari cara belajar selama satu semester tersebut.

Sebenarnya rapor dimiliki oleh semua orang, tidak hanya anak-anak yang masih sekolah. Bukankah akhir tahun seperti ini adalah saat yang tepat untuk melihat rapor Anda masing-masing? Siapa yang menilai? Ya diri sendiri. Mata pelajaran apa yang diambil? Apapun yang ingin Anda pelajari. Tentunya bukan matematika, fisika, kimia, biologi atau mata pelajaran lain seperti anak sekolah. Lalu pelajarannya apa dong? Kesehatan, karier, kebijaksanaan, kedewasaan, relasi, financial, spiritual,  bisnis, atau investasi. Apapun yang Anda inginkan.

Sama seperti rapor sekolah anak-anak, bukan ranking yang utama, melainkan kemajuan apa yang Anda peroleh dari setiap mata pelajaran. Nilai yang dulu dibandingkan dengan nilai sekarang, nilai yang Anda harapkan dengan nilai yang Anda peroleh sekarang. Anda boleh menilai sendiri lho atas kemajuan yang sudah Anda peroleh.

Anda pernah mendengar wheel of life? Roda kehidupan, Cakra Manggilingan, hidup seperti roda berputar? Oooo, that’s another wheel yang akan kita bahas di artikel yang lain. Wheel of life yang ini adalah pengganti rapor. Anda bisa membuat skala nilai dari 1-10, 1 artinya belum sesuai, 10 sudah sesuai. Misalnya kesehatan nilainya 4, karier 8, kebijaksanaan 7, kedewasaan 8, relasi 6 dan seterusnya. Hal-hal yang Anda sebutkan ini menjadi jeruji dari wheel of life Anda. Angka 1 ada di pusat roda dan nilai Anda adalah panjang jeruji. Maka jadilah sebuah roda yang tidak seluruhnya bulat, karena jerujinya tidak sama panjang. Apa jadinya jika sebuah roda yang tidak bulat, tidak akan berputar dengan lancar khan?

Jadi apakah nilai-nilai itu harus sama? Tentunya tidak perlu sama, namun cukup seimbang untuk membuatnya berputar lancar. Apa jadinya jika karier Anda 9 dan nilai kesehatan 3? Hanya menjadi soal waktu dimana karier akan terhambat kesehatan. Berikanlah perhatian kepada hal yang nilainya masih rendah. Bagaimana jika semua nilai sudah seimbang? Selalu ada ruang untuk berkembang.  

Rapor sekolah anak-anak, sebenarnya juga adalah rapor orang tuanya. Bukankah orang tua yang menerimakan rapor dan mendapat feedback dari guru? Meminta anak untuk menaikkan nilai rapornya tanpa meningkatkan usaha orang tua dalam mendampingi anak belajar adalah usaha separuh hati. Mengajari cara belajar, mungkin adalah hal terpenting yang bisa diajarkan orang tua. Bagaimana caranya? Kita bahas di lain kesempatan. Jika rapor milik bersama, tentunya menjadi tanggungjawab bersama. Jadi hal berbeda apa yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan nilai rapor Anda? Salam Berkelimpahan.

The Motivator Doctor, 27/12/12

*Topik ini menjadi tema acara Ngudi Larasing Pakarti di Radio @SonoraJogja tanggal 26/12/2012

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau mau undang saya untuk bicara di institusi/komunitas Anda bisa hubungi ke 0812 8493 1800  atau Ingin mengetahui potensi diri Anda? klik disini

 

 

1 thought on “Rapotan

  1. Pingback: Tanggungjawab « Motivator | Dokter | Inspirator | Coach | Trainer | HypnoTherapist

Leave a comment