Category Archives: Uncategorized

SUKSES ITU APA?

doktre agung krisDalam sebuah workshop untuk para guru di Solo beberapa waktu lalu, saya membuka dengan sebuah pertanyaan, “ Menurut Ibu Bapak Guru Sekalian, sukses itu apa?”

Anda pun boleh menjawab.

Kemudian bersahut-sahutan audiens mengangkat tangan dan menjawab. Saya menuliskannya sebagian disini.

Sukses adalah :

  • Bebas finasial
  • Hidup pas-pasan, pas ingin sesuatu pas ada
  • Punya uang banyak
  • Punya mobil
  • Punya rumah
  • Punya jodoh / pacar / pasangan hidup yang baik
  • Punya anak yang berbakti
  • Bisa membuat sukses orang lain.
  • Bahagia setiap saat

Ada banyak jawaban dari pertanyaan yang sama, bahkan bisa jadi, jawaban Anda juga berbeda dari yang saya tuliskan di atas. Wajar, setiap orang memiliki definisi suksesnya masing-masing.

Para pelajar dan mahasiswa menganggap dirinya sukses ketika mendapat nilai yang baik, sempurna kalalu bisa. Jomblowan merasa sukses ketika sudah memiliki pasangan. Orang yang punya hutang merasa sukses ketika hutangnya lunas. Sales merasa sukses ketika target penjualannya terlampaui.

Jadi apa sukses menurut Anda?

Apapun jawaban Anda, itu adalah definisi sukses menurut Anda, pasti berbeda satu dengan yang lain, dan itu adalah kontentnya. Kalau kita berbicara secara context atau strukturnya maka sukses adalah mewujudkan apa yang Anda pikirkan. Apapun yang Anda pikirkan.

Tentunya Anda pernah mendengar atau membaca, bahwa segala sesuatu itu diciptakan 2 kali. Pertama diciptakan di dalam pikiran, kedua diciptakan secara nyata. Ketika Anda berhasil mewujudkan apa yang Anda pikirkan, Anda sukses.

Ketika Anda berpikir untuk bangun pagi dengan segar, dan itu terwujud. Saat Anda berpikir untuk makan nasi goreng telor dan Anda bisa memakannya pagi tadi Anda sukses. Saat Anda berpikir untuk membeli sesuatu atau jalan-jalan dengan pasangan Anda dan itu terwujud Anda sukses.

“Maka sejak bangun tadi pagi, sukses apa saja yang sudah Anda nikmati?” tanya saya kepada peserta workshop.

Masa sukses sederhana seperti itu? Masa hal kecil-kecil begitu bisa disebut sukses? Salah seseorang peserta workshop mempertanyakan hal itu.

Sukses itu bukan soal besar atau kecil, melainkan tentang apa yang kita pikirkan. Itulah kenapa buku The Magic of Thinking Big ditulis oleh David J Schwartz. Jika Anda berpikir kecil dan terwujud Anda sukses, jika Anda berpikir besar dan terwujud Anda sukses. Maka pilihan Anda akan seberapa besar Anda berpikir dan mewujudkannya.

1 November 2019

by Ayah Axl, Bielle dan Kael

PILIHAN

Beberapa waktu yang lalu seorang sahabat saya bercerita pil merah dan pil biru di status fbnya. Cerita ini bermula dari sebuah quiz yang juga ramai di facebook.

Kuisnya kurang lebih seperti ini. Jika Anda diberi pilihan 2 pil dengan manfaat yang berbeda.

Pil biru akan membuat Anda kembali ke usia 10 tetapi dengan semua pengetahuan dan ketrampilan yang Anda miliki.

Pil Merah akan membuat Anda berusia 50 tahun, tetapi memiliki kekayaan senilai 100M.

Saat membaca kuis ini, saya jadi terbayang Morpheus, dalam film Matrix. Sosok kekar, gundul dan berkacamata hitam itu pernah memberi tawaran serupa pada Neo, hacker yang kemudian menjadi the Chosen one. “Pilih pil merah atau pil biru, Neo?”

Memang sejatinya hidup kita penuh dengan pilihan.

Kembali ke kuis facebook. Rupanya banyak pemilih yang berbeda pilihan. Beda pilihan khan boleh ya? Menariknya adalah alasan yang digunakan untuk memilih.

Tentu saja pembuat kuis berasumsi bahwa responden berusia 20-40 an tahun, sesuai dengan mayoritas karakteristik pemilik akun. Jadi, Pilihan timelinenya adalah menjadi lebih muda atau lebih tua. Yang muda beraset intangible yang tua beraset tangible.

Ada yang memilih menjadi lebih tua dengan aset 100M alasannya usia sudah mendekati 50 tahun namun belum beraset 100M.

Ada juga yang memilih berusia muda dengan skill dan knowledge sekarang karena beralasan ia lebih menghargai waktu yang panjang yang berguna untuk mengasah skillnya.

Konon mahatma gandhi pernah mendapat teka teki serupa dari dosennya. Jika kamu menemukan  koper berisi uang dan koper berisi kebijaksanaan, apa yang kamu Ambil?

Tanpa ragu Gandhi menjawab, koper berisi uang. “Ah dasar matre, kalau saya pilih koper kebijaksanaan dong,” tukas sang Dosen.

Gandhi membalas,”Orang akan memilih apa yang tidak dipunyainya.” Jleb. Jawaban itu membuat wajah sang dosen merah padam. Karena sama saja mengatakan bahwa sang dosen tidak memiliki kebijaksanaan.

Jangan-jangan demikian juga dengan hasil kuis pil merah dan pil biru itu. Yang memilih 100M karena memang ga punya segitu dan dengan waktu yang ada tidak akan mendapat segitu.

Pemilih kembali muda, merasa kurang waktu untuk mendapatkan hal yang dirasanya bernilai. Jadi mungkin benar bahwa orang akan memilih apa yang tidak dimilikinya.

Namun, meskipun jawaban Gandhi itu menohok dosennya, jawaban itu bukanlah jawaban yang smart. Kalau saya akan saya ambil keduanya, baik koper yang berisi uang maupun yang berisi kebijaksanaan.

Begitu juga dengan kuis pil merah biru itu. Pertama saya akan minum pil merah, sehingga mendadak tua dan dapat 100M, kemudian baru minum pil biru, kembali ke usia 10 tahuan dengan knowlegde dan skill yang saya miliki sekarang, plus uang 100M. Gimana? Cerdas to.

Jika pilihanannya jelek dan baik, ini pilihan gampang, pasti kita pilih yang baik. Jika pilihannya jelek dan jelek, kita pilih yang kejelekannya lebih sedikit, minus malum bahasa lantinnya.

Namun jika pilihan kedua-duanya baik, maka pilih yang lebih baik. SalahAmbil dua-duanya dong, seperti kopernya Gandhi dan kedua pil di atas.

Woo dasar kemaruk. Yo ben to.

[Discover Your Strength]

[Discover Your Strength]


Dua tahun terakhir ini saya jatuh suka dengan sebuah metode bernama Appreciative Inquiry. Sebuah pendekatan yang sangat berbeda dengan pendekatan-pendekatan problem solving yang umum digunakan milenial ini.

Setelah memfasilitasi training di 8 kota, Aceh, Meulaboh, Medan, Bandung, Jogja, Bali dan Maumere, dengan peserta beragam, mulai anak usia sekolah sampai pensiunan, metode Ai ini teruji di dalam mengawal sebuah perubahan positif.

Salah satu diktumnya adalah lebih fokus pada kekuatan yang dimiliki, alih-alih kelemahan yang ada. Mengasah kekuatan yang dimiliki akan lebih memperbesar keberhasilan daripada mengeliminasi kelemahan yang ada. Maka menemukan kekuatan adalah langkah pertamanya.

Sementara banyak orang yang lebih fokus untuk menghilangkan kelemahannya. Bukannya salah, namun perlu usaha yang lebih keras, terutama dari sisi mental. So, jika usaha yang keras ini dialihkan untuk mengasah kekuatan yang dimiliki, hasilnya akan berbeda.

Lalu bagaimana dengan kelemahan? Apakah tidak perlu dihilangkan? Jawabannya akan ada di lanjutan status ini. Status yang lain supaya tidak terlalu panjang tulisan ini.

Hal yang perlu direnungkan di penghujung tahun ini, Sudahkah menggunakan kekuatan Anda? Atau jangan-jangan Anda belum menyadari kekuatan Anda? Tentukan bidang yang ingin Anda tingkatkan  di dalam hidup Anda dan temukan kekuatan Anda di bidang itu

Selamat menggali dan menemukan kekuatan Anda

@dokteragungkris
#AppreciativeLife #AppreciativeInquiry #focusonwhatyouwant #buildingstrength #eliminatingweakness

MANGAYU HAYUNING BAWONO

MANGAYU HAYUNING BAWONO

Mangayu Hayuning Bawono adalah semboyan yang tertulis di logo Pemerintah Kota Yogyakarta dan ada di seragam setiap PNS Kota Jogja. Filosofi jawa ini memiliki arti memperindah keindahan dunia.

Di dalam kosmologi Jawa, dunia bisa berarti jagad cilik (dunia kecil) ataupun jagad gedhe (dunia besar). Dunia kecil adalah diri sendiri, dengan segenap mind, body dan soul. Dunia besar adalah alam semesta.

Karena keselarasan kedua jagad ini penting, maka  mengelola diri sendiri (dunia kecil) adalah awal yang baik untuk memulai Mangayu Hayuning Bawono.

Di depan 150-an para PNS pemkot Yogyakarta, kelola diri ini saya sampaikan dalam kegiatan Pembinaan Mental dan Spiritual.

Jika mau menciptakan dunia yang bahagia maka mulailah dengan ciptakan kebahagiaan di dalam diri. Banyak orang mencari kebahagiaan dari luar dirinya, sementara kebahagiaan sejati berada di dalam dirinya.

Orang mengira kebahagiaan diperoleh dengan memiliki atau mendapatkan sesuatu, dan kita tahu bahwa kebahagiaan jenis ini tidak bertahan lama. Kebahagiaan adalah tentang pilihan dan keputusan untuk bahagia.

So, apapun keadaannya, Anda boleh pilih dan jadi bahagia dengan hidup Anda. Sambil Anda memutuskan membahagiakan dunia kecil Anda sekarang, maka tanpa Anda sadari dunia besar Anda akan menyelaraskan dengan jagad cilik Anda.

Jadi apa kabar hari ini? Saya BAHAGIA.

#pemkotYogyakarta #PNSKotaJogja #Happines #MangayuHayuningBawono

CEKOK

CEKOK

cekok dokter agungJamu cekok kerkoff adalah legenda pengobatan di Jogjakarta. Berlokasi di seberang Purawisata yang sedang renovasi itu. Setiap kali anak kecil sakit atau susah makan, maka tempat ini sering menjadi solusi

Jamu dengan berbagai komponennya dibungkus dengan kain bersih. Kemudian anak yang sakit dibaringkan dan dipegangi. Gumpalan kain tersebut dimasukan ke mulut bocah dan kemudian diperas. Maka mengalirlah air jamu tersebut, membanjiri kerongkongan si bocah yang gelagapan.

Sebenarnya prosesnya sedikit menggiriskan dan menyerupai proses penyiksaan interogasi, tak jarang anak yang pernah dicekokan akan menangis dan berusaha kabur ketika dibawa ke sini untuk kedua kalinya. Namun legenda keampuhan jamu cekok ini amatlah meresap dalam benak orang tua pada masanya. Maka sudah pasti anak-anak balita Jogja tempo doeloe pasti pernah mengalami atau paling tidak mendengar kedahsyatan Jamu Cekok.

Bahkan istilah cekok-dicekoki-dicekokkan pun mengalami pergeseran makna. Berbagai ide, paham atau pemikiran yang dipaksakan kepada orang lain, diistilah sebagai dicekokkan, prosesnya serupa dengan minum jamu cekok. Kehilangan kehendak bebas.

Mungkin juga karena para ahli yang piawai mem-brainwash, mencekokkan pemikiran ataupun ide tersebut dulunya adalah balita Jogja yang pernah mengalami minum jamu cekok kerkoff dan terpesona dengan kesaktian metode ini.

Jadi siapa yang pernah dicekoki?

#jamu #jamucekok #brainwash #herbal #jogja

Tentang Meminta Maaf…

Tentang Meminta Maaf…

Entah dapat ide dari mana kok tiba-tiba ingin menuliskan hal meminta maaf. Jika soal memaafkan dan melupakan, pernah saya tuliskan di blog saya. Kali ini soal meminta maaf. Tentang memaafkan dan melupakan bisa dibaca di sini

Emang lain gitu antara meminta maaf dan memaafkan?

Ya jelas lain dong Mas bro, memaafkan itu soal memberikan maaf sedangkan meminta itu berupaya mendapatkan maaf. Memberi dan menerima khan sebuah proses gayung bersambut bak mendapatkan kopi susu di hari sibuk untuk menghilangkan kantuk, gratis lagi hehehehe.

Seperti halnya kopi susu, susu bisa diminum tanpa kopi, begitu pun kopi bisa disruput tanpa susu. Namun perpaduan keduanya akan lebih uenakkk.

Memaafkan bisa dilakukan tanpa ada permintaan maaf lebih dulu. Pun meminta maaf tidak harus diakhiri dengan sebuah permaafan. Tetapi akan lebih sahih jika ada keduanya bertemu.

Mintalah maka engkau akan diberi, carilah maka engkau akan mendapatkan dan ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.

Meminta maaf adalah perbuatan yang mulia.

Eh, tapi kalau bukan kita yang salah bagaimana Bro?

Meminta maaf bukan berarti kita salah lho Bro. Meminta maaf hanya berarti bahwa relasi dengan orang tersebut lebih penting daripada perasaan bahwa kitalah yang benar.

Orang yang meminta maaf sudah menyingkirkan egonya dan menggantinya dengan hal yang lebih penting.

Karena ada 3 sebutan bagi peminta maaf.

Jika meminta maaf karena memang bersalah, ia disebut orang JUJUR.

Jika meminta maaf meski tidak yakin benar, ia disebut orang BIJAK.

Dan jika meminta maaf meskipun yakin benar maka ia disebut ……………..SUAMI

“…and forgive us our trespasses…”

Saya Sudah Manis Koq

Saya Sudah Manis Koq

dr agung MANISTak bermaksud eksis ataupun narsis, ketika saya katakan saya sudah manis. Bukan juga karena warna kulit saya yang hiperpigmentasi sehingga sesuai dengan tagline black is sweet. Bukan, bukan itu juga. Bukan pula karena saya tinggal di Jogja yang kondang dengan berbagai masakan kuliner manis, sebut saja gudeg, geplak, dan bakpia yang terkenal dengan rasa manisnya. Sekali lagi tidak ada hubungannya dengan hal itu. Bukan juga karena puber dan jatuh cinta sehingga kemudian alay memanggil pasangan dengan nama honey, sweety, candy, sugar dan nama-nama yang berasosiasi manis lainnya. Btw saya memanggil istri saya Bunda (jika di depan banyak orang) dan Cyin, kependekan dari cinta jika sedang tidak ingat memanggil Bunda.

Back to laptop. Ini semua bermula dari sebuah tayangan dari chanel BBC yang bercerita tentang Gula. Senyawa karbon organik yang memberikan rasa manis pada setiap masakan dan minuman. Tentunya sudah banyak yang tahu bahwa gula bisa berasal dari kelapa, nila ataupun bit, namun mostly tebu.

Berbicara tentang tebu, jadi teringat masa kecil, ketika anak-anak sebaya berlarian di ladang-ladang tebu, bermain dengan glagah atau bunga tebu dan sesekali mencuri eh maksud saya memetik batang tebu yang sudah matang. Pemandangan langka di masa kini, anak-anak menebas batang tebu, memikulnya bak serdadu memanggul bedil, atau seorang atlet yang menenteng lembing.

Ketika sudah sampai di tempat yang aman, batang tebu jarahan itu dipotong-potong dan dikupas kulitnya dengan cara yang mirip dengan cara membelah bambu. Kemudian setelah kulitnya terpisah nampaklah daging tebu yang lagi-lagi mirip dengan bambu, tentu saja mirip karena masih satu family. Bukan kakak adik atau sepupuan, melainkan satu family Poaceae. Ciri family poaceae adalah tanaman beruas-ruas, berbunga tanpa mahkota dan memiliki daun seperti pita. Mirip kan antara tebu dan bamboo, rimanya aja mirip, sama-sama bu, mungkin meski bentuknya panjang-panjang gendernya perempuan, makanya pake bu.

Saking miripnya, bahkan putri bungsu saya pun sempat heran ketika sedang membeli es tebu di sebelah rumah. “Koq bisa ya Yah, bambu diperas keluar cairan manisnya ?” Hehehe dasar anak sekarang, mereka tidak tahu bahwa tebu dikupas, dipotong dan di belah seukuran jari, akan menjadi lebih enak jika dikunyah-kunyah (kriuk-kriuk) dan dicecap-cepat manisnya, sampai tinggal sepahnya, dan kemudian sepah yang tak lagi manis itu dibuang dari mulut. Itulah barangkali asal pepatah habis manis sepah dibuang.

Gula memang tidak pernah terlepas dari kehidupan kita. Mulai dari secangkir teh di pagi hari, camilan di sela-sela makan, bumbu-bumbu masakan (gula merah, saos, kecap), sampai dengan berbagai permen dan variannya. Belum lagi berbagai minuman kemasan, kecuali air mineral tentunya, bisa dipastikan akan selalu terkandung gula di dalamnya. Tak perlulah lagi dilakukan survey seperti quiz family 100, atau survey kemenangan pilkada yang rentan manipulasi, untuk sekedar meyakinkan banyaknya gula yang kita konsumsi sehari-hari.

Nah, menurut rekomendasi dari WHO, intake (asupan) gula yang dianjurkan adalah kurang dari 10% dari total kalori yang diperoleh gula bebas setiap hari. Untuk orang dewasa sehat yang memerlukan 2000 Calori per hari, intake ini setara dengan 50 gram gula ( sekitar 12 sendok teh). Tetapi idealnya, kurang dari 5%, untuk mendapatkan manfaat kesehatan, demikian keterangan tambahan WHO. Maka supaya semakin sehat, sebaiknya hanya mengkonsumsi gula sejumlah 25 gram atau sekitar 6 sendok teh saja setiap harinya.

Maka jika Anda penggemar teh manis, susu manis, coklat atau kopi manis, yang rutin minum setiap harinya, silakan cek berapa banyak sendok teh gula yang dulu Anda tambahkan dalam minuman kesukaan Anda. Berlebih, kurang atau sesuai dengan jumlah yang dianjurkan. Jika berlebih atau pas batas, mungkin baik jika Anda turunkan jumlahnya.

Setelah tahu batasan 25 gram / hari, maka Anda akan surprise dengan banyaknya kandungan gula yang ada dalam makanan dan minuman kemasan. Bahkan sebuah minuman yang diklaim sebagai minuman kesehatan pun memiliki kandungan gula yang menakjubkan

Konsumsi gula yang berlebihan sudah lama diketahui sebagai penyebab karies gigi dan kelebihan berat badan. So, ketika Anda berencana diet untuk menurun berat badan, maka pembatasan konsumsi gula akan menjadi awal yang baik dan masuk akal.

Maka mulailah saya membatasi asupan gula, mulai dari memilih minuman yang tawar, seperti air putih atau teh tawar. Tidak lagi membeli dan minum minuman kemasan, apalagi minuman bersoda yang gulanya melimpah ruah bak cendawan di musim hujan. Mudah ? Tentu saja, toh saya sudah Manis, tidak perlu menambah yang manis-manis. Bagaimana dengan Anda?

The Effective New Year Resolution with NLP

dokteragung

Bagaimana tools dan teknik NLP bisa bantu Anda dalam menyusun New Year Resolution?

  1. NLP membantu pemahaman tentang bagaimana pikiran sadar dan bawah sadar bekerja dalam mewujudkan sebuah TUJUAN
  2. NLP mengajarkan bagaimana mengelola emosi yang tepat dalam kehidupan sehari-hari
  3. NLP menyediakan teknik-teknik untuk menyelesaikan konflik internal diri dengan cara mudah dan mandiri ( dilakukan sendiri )
  4. NLP mengajarkan cara cepat dalam membentuk kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih efektif serta membuang kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak efektif.
  5. NLP membantu menginternalisasi Resolusi Tahun Baru Anda ke dalam pikiran bawah sadar.

Materi training

  • 5 Penyebab kegagagalan New Year Resolution dan cara mengatasinya
  • Cara kerja pikiran dalam proses membuat tujuan
  • Mengelola Emosi sehingga mudah melaksanakan New Year Resolution dengan semangat, antusias dan motivasi tinggi
  • Membuat New Year Resolution yang mudah, efektif, dan menyenangkan untuk diwujudkan
  • Menyelesaikan dan mendamaikan internal conflict sehingga usaha Anda lebih optimal dan maksimal.
  • Menyeleraskan conscious dan unconscious mind dalam mencapai New Year Resolution

JANGAN BUAT RESOLUSI TAHUN BARU

dokteragungkristiantoKetika sampai di penghujung tahun, seperti saat ini, banyak orang yang mulai merencanakan berbagai harapan di tahun mendatang. Goal, target, rencana, bahkan sekedar keinginan untuk tahun depan mulai disusun. Oleh banyak orang disebut dengan Resolusi Tahun Baru (RTB). Ada yang hanya membatin dalam hati, ada yang menuliskan di dalam buku, ada yang menyampaikan kepada orang terdekat, bahkan mengumumkannya di media sosial.  Resolusi bisa berarti janji, keputusan ataupun deklarasi. Maka Resolusi Tahun Baru (RTB) adalah janji, deklarasi ataupun keputusan yang dibuat untuk tahun baru.

Jika RTB adalah sebuah janji atau deklarasi atau sebuah keputusan, mungkin kemudian bisa ditanyakan siapa akan mewujudnya janji atau deklarasi atau keputusan tersebut? Tentu saja jawabannya adalah orang membuat resolusi. Namun ternyata banyak resolusi tahun baru yang tidak terwujud dengan berbagai sebab atau alasan. Ada 5 penyebab tidak tercapainya resolusi tahun baru yang akan di bahas dalam tulisan ini.

  1. Resolusi Tahun baru yang tidak jelas.

Ada orang yang memiliki resolusi, tahun ini saya mau lebih sehat, lebih kaya dan lebih bahagia. Apakah tidak boleh memiliki resolusi seperti itu? Tentu saja boleh, Namun resolusi di atas masih terlalu umum, kalau boleh dibilang abstrak. Jika sesuatu itu masih abstrak, tidak jelas maka tidak mudah bagi kita untuk meraihnya. Maka jika resolusi semacam itu mau diwujudkan maka perlu dijabarkan menjadi sesuatu yang lebih jelas dan konkret.

Berbagai pertanyan berikut akan bantu Anda memperjelas RTB yang masih umum.

  • Apa yang dimaksud dengan lebih sehat?
  • Apa artinya sehat bagi Anda?
  • Bagaimana cara Anda untuk menjadi lebih sehat?
  • Apa saja kebiasaan yang harus Anda tinggalkan untuk menjadi lebih sehat?
  • Kebiasaan baru apa yang perlu Anda miliki untuk menjadi lebih sehat?
  • Apa buktinya Anda sudah menjadi lebih sehat?

Berbagai pertanyaan ini akan membantu Anda memperjelas apa yang menjadi resolusi tahun baru Anda. Pastinya mudah mengganti kata sehat pada pertanyaan di atas dengan kata bahagia, kaya, jodoh atau apapun resplusi tahun baru Anda

  1. RTB yang tidak penting

Dreams are free. Mimpi itu gratis, maka buatlah mimpi sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya. Demikian sebuah nasehat yang banyak didengungkan di luar sana. Karena diminta sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya maka orang – orang yang membuat begitu banyak RTB yang tidak “PENTING”. Penting disini menggunakan tanda petik yang berarti penting bagi seseorang tidak terlalu penting bahkan tidak penting bagi orang lain. “Penting” menjadi sangat personal dan individual. Penting bagi perusahaan belum tentu penting bagfi karyawan, penting bagi orang tua belum tentu dianggap penting oleh anak, penting bagi suami belum tentu penting bagi istri. Jadi kalau Anda termasuk orang yang mempunyai daftar RTB yang panjang mudahkan diri Anda dengan membuat skala prioritas.

Bagaimana caranya membuat skala prioritas? Mudah. Seadainya Anda memiliki 10 RTB di tahun 2016 ini, buatlah urutan dari no 1 -10 di dalam sebuah note, tidak perlu sesuai dengan skala prioritas, tuliskan saja secara random. Langkah berikutnya adalah membandingkan, misalnya no 1 dibandingkan dengan no2, mana yang lebih penting. Jika no 2 lebih penting maka berikan poin 1 di nomer 2, sedangkan no 1 mendapat poin 0. Lanjutkan pembandingan, 1 vs 3, 1vs4, 1vs5, 1vs6 dst…, sampai semua RTB selesai dibandingkan dan mendapat poin. Jika semua sudah mendapatkan poin, maka diurutkan ulang sesuai besarnya poin. Maka ketemulah skala prioritas sesuai dengan yang paling penting menurut ANda.

Apakah Anda sudah puas dengan urutan tersebut, ataukah ada yang seharusnya penting namun malah mendapat poin rendah? Tentu saja Anda boleh mengubah urutan tersebut dengan penuh kesadaran, mana yang seharunsya penting dan baik untuk Anda. Dengan proritas yang baru ini fokus RTB sesuai dengan skala prioritas.

  1. Tidak tahu cara mewujudkannya. (How To)

Sebenarnya agak aneh ketika seseorang membuat RTB namun tidak tahu caranya, namun ini sah-sah saja.  Bukankah lebih mudah tahu tujuan tetapi tidak tahu jalan daripada tahu jalan tetapi tidak punya tujuan? Jadi bagaimana caranya Anda mewujudkan RTB yang tidak tahu caranya. Maka buatlah pertanyaan Apa 3 langkah sederhana untuk mewujudkan RTB saya? Langkah pertama …. Langkah kedua…. Langkah ketiga….  Isilah titik-titik ini dengan imajinasi Anda, tebakan terbaik Anda dan cara yang paling sederhana menurut Anda. Bisa kan? Pasti bisa. Jadi kapanpun Anda merasa stuck, macet, buatlah pertanyaan ini Apa 3 langkah sederhana untuk keluar dari situasi ini.1… 2… 3… langkah pertama saya biasanya bertanya dengan orang yang pernah mewujudkan RBT yang sama.

  1. Terjadi Konflik Internal

Apa jadinya jika Anda mengendarai mobil atau motor, sedangkan pedal gas dan rem diinjak bersamaan? Tentu saja tidak kemana-mana. Demikian juga dengan sebuah RTB yang memiliki konflik internal di dalam diri pembuatnya. Di satu sisi ingin mewujudkan sebuah RTB namun salah satu sisi takut timbul sesuatu yang merugikan jika hal itu terwujud. Misalnya seseorang yang memiliki resolusi tahun baru untuk pindah pekerjaan yang lebih baik di kota lain, namun ia takut meninggalkan kota lamanya, sahabat lamanya dans sebagainya. Konflik internal semacam ini membuat RTB tidak kemana-mana. Maka solusinya adalah mendamaikan konflik internal tersebut, melihat kebaikan dari setiap bagian yang bertentangan. Ada banyak teknik NLP untuk mendamaikan konflik internal tersebut. Six Step Reframing salah satunya.

  1. Bukan Tanggungjawab Pribadi

Kunci kegagalan dari setiap tindakan, termasuk RTB, adalah melepaskan tanggungjawab pribadi. Orang lebih mudah menyalahkan orang lain, menyalahkan waktu, menyalahkan situasi, bahkan menyalahkan Tuhan, untuk setiap kegagalan yang di dapatnya. Semua salah kecuali diri sendiri. Jika ANda pernah dalam posisi ini, maka Anda tahu yang saya maksud. Kita tidak berani ambil tanggungjawab karena takut gagal dan dipersalahkan, padahal dengan melepaskan tanggungjawab kita mulai langkah pertama menuju kegagalan.

Tanggungjawab adalah kata kuncinya. Tidak hanya Semakin besar kekuatan semakin besar tanggungjawab seperti pada film Spiderman. Namun semakin besar tanggungjawab yang sanggup kita pikul akan semakin besar kekuatan kita. Anda bisa melihat di setiap kantor, semakin tinggi posisi jabatannya akan semakin besar tanggungjawab. Kenapa tidak kita perbesar tanggungjawab kita sehingga kita semakin tinggi posisi kita dan semakin besar kekuatan kita?

Jadi, jangan buat Resolusi Tahun Baru kalau Anda belum menyiapkan diri menghadapi 5 kendala di atas. Namun setelah Anda tahu cara mengatasi kendala tersebut, masihkah mau membuat Resolusi Tahun Baru ?

Pilihan Anda tentunya, apakah RTB itu penting buat Anda dan perlu disusun dengan benar? Masihkan ada kendala-kendala yang perlu di atasi? Dalam NLP dikenal presuposissi there’s no failure only feedback. Tidak ada yang namanya kegagalan, hanya ada umpan balik. Bagaimana mengaplikasikan preposisi ini dalam RTB Anda ? Bagaimana menyusun RTB yang efektif, menyenangkan dan membuat kita antusias mewujudkannya? Bagaimana mendamaikan konflik internal dengan mudah? Apa itu time line dan kenapa time line dahsyat jika diaplikasikan dalam RTB?

Temukan semua jawabannya di Training Effective New Year Resolution with NLP, 13 Desember 2015 @ Hotel Sheraton Yogyakarta. Hanya untuk 20 orang pendaftar pertama. Contact 0857.4028.7100. See you there. Klik disini untuk informasi lengkapnya

Bekas Luka

Bekas Lukpembicara seminar kesehatana

Suatu kali di sebuah Training, salah seorang peserta mendebat dengan sengit mengenai materi yang sedang dibahas. Trainer yang mengampu materi tersebut dengan senyum dan sabar, meladeni setiap keberatan yang diajukan oleh peserta tersebut.

Materi yang sedang dibahas adalah topik mengenai RELASI, khususnya tentang Forgiving atau Memaafkan. Topik selengkapnya sudah pernah dituliskan di blog ini, Anda boleh klik disini, untuk mendapatkan gambaran tentang topik forgiving yang menjadi pangkal perdebatan.

Sang Trainer mengatakan bahwa forgiving merupakan cara untuk menyembuhkan diri sendiri, sehingga semakin mudah dan cepat memaafkan, akan membawa kesembuhan batin yang lebih cepat juga. Peserta itu kemudian menukas dan berkata berapi-api,” Tidak bisa demikian pak”. “Ibarat luka,” katanya meneruskan argumennya, “Setiap luka akan meninggalkan bekas, sehingga tidak serta merta setelah memaafkan kemudian menyebabkan bekas luka itu menghilang.” Masuk akal.

Argumen peserta tersebut mengingatkan saya tentang kisah seorang anak pemarah Pada suatu masa ada seorang anak yang sangat pemarah, setiap kali marah ia mengeluarkan kata-kata yang kasar yang tidak jarang melukai perasaan orang-orang disekelilingnya. Perilaku anak tersebut tentunya membuat orang tuanya prihatin, maka mereka mencari cara untuk memberikan pengajaran yang berharga kepada si anak.

Ayah dari anak tersebut kemudian memberikan sekantong paku dan sebuah palu, dan berpesan agar setiap kali kamu marah, tancapkanlah paku-paku ini dipagar kayu di depan rumah. Entah bagaimana si anak tersebut menuruti pesan dari ayahnya, maka setiap kali ia marah ia menancapkan sebuah paku dipagar depan rumahnya.Tidak perlu menunggu waktu yang lama maka pagar kayu di depan rumahnya telah poenuh dengan paku-paku yang ditancapkan.

Kemarahan mungkin salah satu emosi yang paling sering dialami oleh banyak orang. Apakah orang tidak boleh marah? Tentu saja boleh, bahkan perlu. Namun sadarilah dan kontrolah kemarahan Anda, jangan sampai kemarahan menghilangkan kesadaran atau bahkan kemarahan yang mengontrol  Anda. Burn your Anger before your anger burn you.

Setelah si anak tersebut reda marahnya, sang ayah kemudian mengatakan, sekarang karena telah reda marahmu, cabutlah paku-paku yang telah ditancapkan dipagar itu. Dan lagi-lagi si anak menurutinya. Ia mencavuti semua paku yang telah ia tancapkan. Setelah paku-paku itu dicabut sang ayah bertanya kepada si anak. Apakah setelah paku-paku itu di cabut, lubang bekas di kayu pagar itu menghilang? Tentu saja tidak, bekasnya masih ada. Dan sang ayah yang bijak itu memberikan pengajarannya, setiap kali kamu marah, kata-kata kasar yang keluar dan perilakumu itu menyakiti orang lain, dan meskipun kemarahanmu itu sudah reda, belum  tentu bekas luka yang diakibatkannya menghilang.

Saya tidak tahu apakah peserta yang mendebat topik forgiving pernah mendengarkan cerita di atas ataukah belum, namun banyak orang di luar sana yang merasa bahwa sakit hati itu tidak mudah hilang. Bahkan ada seseorang yang memasang status di media sosialnya jagalah perkataanmu, karena jika menyakiti orang lain meskipun sudah dimaafkan, tidak akan pernah dilupakan. Kesimpulannya orang ini sebaiknya membaca tulisan forgiven and not forgotten.

Luka di badan kita memang menimbulkan bekas bahkan ada beberapa yang bekasnya begitu kelihatan. Saat luka mengalami kesembuhan maka jaringan dikenal dengan jaringan parut itu merapatkan luka, seperti halnya benang jahit. Jaringan ini malah lebih kuat dan erat dari sebelumnya. Setiap luka memang menimbulkan bekas bahkan tidak jarang bekas terlihat menonjol. Meskipun beberapa krim atau teknik operasi kosmetik mampu menyamarkan bahkan menghilangkan bekas luka sama-sekali.

Jika dalam sebuah medan perang, prajurit yang banyak memiliki bekas luka, dianggap lebih dari yang lain. Karena setiap bekas luka yang ada mempunyai cerita dan memberikan pengalaman kepadanya. Maka ia dianggap lebih dari yang lain. Bahkan sebuah luka  berbentuk petir di dahi seorang anak kecil menjadikannya penyihir terhebat dalam kisah tulisan JK Rowling.

Kembali ke perdebatan di awal tulisan ini. Karena sakit hati dianggap sama seperti luka di badan maka amatlah reasonable bahwa luka tersebut akan meninggalkan bekas yang bahkan tidak pernah hilang. Sang Trainer, yang juga adalah seorang dokter, tersenyum dan berkata dengan perlahan.

“Memang benar, bahwa kadang luka di badan menimbulkan bekas, mungkin juga dengan luka di hati. Memaafkan bukan untuk menghilangkan bekas luka tersebut, namun untuk menyembuhkan lukanya. Siapa di ruangan ini yang memiliki bekas luka di tubuhnya?” Sebagian besar yang hadir di ruangan tersebut mengangkat tangannya.

“Setiap bekas luka di badan Anda, memiliki cerita dan memberikan pengalaman, sama seperti bekas luka seorang prajurit di medan pertempuran. Kabar baiknya adalah bekas luka tersebut adalah luka-luka yang sudah sembuh. Bahkan bekas luka itu menandakan kesembuhan Anda. Sama seperti penyakit cacar air yang meninggalkan bekas bopeng di kulit. Bopeng itu menandakan kesembuhan dari penyakit cacar air, bahkan menjadi penanda bahwa seseorang sudah kebal dari penyakit tersebut.”

Jadi apakah bekas luka masih terasa sakit? Tentu saja tidak. Rasa itu sudah lama hilang. Maka memaafkan telah  menyembuhkan sakit hati, bekasnya? Mungkin belum hilang namun sudah tidak terasa lagi. Sehingga ketika teringat peristiwa yang menyebabkan luka tersebut, yang muncul hanyalah rasa syukur bahwa luka itu sudah sembuh dan itu memberikan banyak pelajaran.

Moralnya : Jangan berdebat dengan dokter soal luka 😛

 

9 Februari 2015

The Motivator Doctor

mau ngobrol dengan saya? bisa follow twitter @DokterAgungKris atau mau undang saya untuk bicara di institusi/komunitas Anda bisa hubungi  email tanyadokteragung@gmail.com